Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perwakilan Ukraina, AS dan Sejumlah Negara Lain Walkout saat Utusan Rusia Bicara di Forum G20

Pejabat tinggi Amerika Serikat dan Ukraina keluar dari pertemuan G20 yang diselenggarakan di Washington DC, AS, saat Rusia mulai berbicara.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Twitter @cafreeland
Menteri Keuangan Kanada Chrystia Freeland membagikan foto perwakilan negara dunia yang walkout saat Rusia bicara di pertemuan G20 di Washington DC, AS, Kamis (20/4/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Pejabat tinggi Amerika Serikat dan Ukraina keluar dari pertemuan G20 yang diselenggarakan di Washington DC, AS, saat Rusia mulai berbicara.

Sikap ini diikuti oleh sejumlah perwakilan negara lain sebagai bentuk protes atas invasi Rusia ke Ukraina.

Ke depannya, menteri keuangan AS bahkan akan terus berusaha menghindari kontak dengan perwakilan Presiden Rusia Vladimir Putin Itu.

Warga Rusia berfoto menirukan pose mayat di Bucha, Ukraina.
Warga Rusia berfoto menirukan pose mayat di Bucha, Ukraina. (Twitter/@holodmedia)

Baca juga: G20 Terancam Gagal karena Konflik Rusia-Ukraina? Ini Usaha yang Bisa Dilakukan Indonesia

Baca juga: Heboh Putin akan Datang ke Indonesia Hadiri KTT G20 di Bali, PM Australia Langsung Hubungi Jokowi

Dilansir AP, Jumat (22/4/2022), Menteri Keuangan Janet Yellen dan Menteri Keuangan Ukraina Serhiy Marchenko keluar dari pertemuan G20 pada hari Rabu, ketika perwakilan Rusia mulai berbicara.

Beberapa menteri keuangan dan gubernur bank sentral lainnya juga meninggalkan ruangan.

Menurut seorang pejabat yang mengetahui pertemuan tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim memberikan keterangan.

Ia mengatakan beberapa menteri dan gubernur bank sentral yang menghadiri pertemuan itu hampir mematikan kamera mereka ketika perwakilan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara.

Menteri Keuangan Kanada Chrystia Freeland juga menulis mengenai hal ini di Twitter.

Ia membagikan foto para pejabat yang keluar dari pertemuan itu, termasuk Yellen, Kepala Bank Sentral Jerome Powell dan Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde.

"Negara-negara demokrasi tidak akan tinggal diam menghadapi agresi Rusia dan kejahatan perang berkelanjutan,” tulis Freeland di akun @cafreeland, Kamis (20/4/2022).

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki ikut berkomentar tentang pemogokan Yellen dan para pejabat lain.

"Tentu saja kami mendukung langkahnya dan itu merupakan indikasi fakta bahwa Presiden Putin dan Rusia telah menjadi paria di panggung global," kata Jen Psaki.

Insiden itu terjadi di tengah pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia, di mana para pemimpin keuangan mencoba mengatasi masalah paling mendesak di dunia.

Efek brutal dari perang Rusia melawan Ukraina telah menjadi pusat perhatian.

Para pejabat Departemen Keuangan mengatakan awal pekan ini bahwa Yellen akan mencoba untuk menghindari kontak dengan Rusia yang berencana untuk menghadiri beberapa pertemuan G20 secara virtual.

Baca juga: Menteri Luar Negeri AS Kabarkan Kondisi Mariupol yang Diserang Rusia, Minta Warga Pergi Mengungsi

Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-57, Krisis di Mariupol hingga Meningkatnya Ancaman Siber

Putin akan Hadiri KTT G20 di Indonesia

Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan akan tetap menghadiri KTT G20 yang dilaksanakan di Bali, Indonesia, akhir tahun ini.

Kabar tersebut dikonfirmasi langsung oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva.

Namun, rupanya hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, berkaitan dengan perang yang diinisiasi Rusia terhadap Ukraina.

Morrison pun mengaku telah menghubungi Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) untuk menyampaikan keberatannya.

Dilansir TribunWow.com dari Reuters, Kamis (24/3/2022), Amerika Serikat dan sekutu Baratnya sedang menilai apakah Rusia harus tetap berada dalam kelompok G20 Setelah invasi ke Ukraina.

Namun, Lyudmila Vorobieva mengatakan tuan rumah G20 Jakarta telah mengundang Putin ke KTT kepala negara November 2022 di Bali.

Ia pun menyatakan bahwa Putin sudah memiliki rencana untuk hadir, meski masih harus melihat keadaan nantinya.

"Tergantung banyak hal, termasuk situasi Covid yang semakin membaik. Tapi, sejauh ini ya niatnya datang," ujar Lyudmila Vorobieva saat konferensi pers.

Mengenai kemungkinan Rusia akan didepak dari G20, Lyudmila Vorobieva menilai hal tersebut tidaklah relevan.

Pasalnya, pertemuan yang diadakan pada bulan Oktober - November di Bali itu membahas soal ekonomi alih-alih konflik seperti di Ukraina.

"Tentu saja, pengusiran Rusia dari forum semacam ini tidak akan membantu menyelesaikan masalah ekonomi. Sebaliknya, tanpa Rusia, itu akan sulit," ujar Lyudmila Vorobieva.

"Kami sangat berharap pemerintah Indonesia tidak menyerah pada tekanan mengerikan yang sedang diterapkan tidak hanya di Indonesia, tetapi begitu banyak negara di dunia oleh Barat."

Sementara itu, dilansir AFP, Kamis (24/3/2022), PM  Morrison menyatakan keberatannya akibat agresi Rusia ke negara tetangga Ukraina.

"Saya pikir kita perlu memiliki orang-orang di ruangan yang tidak menyerang negara lain," kata Morrison.

Untuk itu, Morrison mengatakan dia telah melakukan kontak langsung dengan Jokowi, tentang kehadiran Putin di Kelompok G20, yang menyatukan pelaku ekonomi top dunia, termasuk Amerika Serikat, China, Jepang, dan beberapa negara Eropa.

"Rusia telah menginvasi Ukraina. Ini adalah tindakan kekerasan dan agresif yang menghancurkan aturan hukum internasional," kata Morrison pada konferensi pers di Melbourne.

"Dan gagasan untuk duduk satu meja dengan Vladimir Putin, bagi saya, adalah langkah yang terlalu jauh."

Namun, China minggu ini menggambarkan Rusia sebagai anggota penting G20 dan mengatakan tidak ada anggota yang memiliki hak untuk mengusir negara lain.

Meski begitu, Morrison mengungkapkan bahwa keberatannya itu muncul karena kekejaman yang ditunjukkan Rusia sendiri.

Ia pun mengutuk agresi Rusia dan berjanji akan mengambil tindakan tegas.

“Jadi kita tahu Vladimir Putin mengambil nyawa warga sipil yang tidak bersalah,” kata Morrison.

"Saya tidak terkejut dengan kebiadaban mereka. Saya tidak terkejut dengan arogansi mereka dalam apa yang mereka coba terapkan di Ukraina. Dan itulah mengapa Australia menjadi salah satu yang terkuat dalam mengambil tindakan terkait dengan Rusia."

Australia hari Minggu mengumumkan larangan semua ekspor alumina dan bauksit ke Rusia sambil menjanjikan lebih banyak senjata dan bantuan kemanusiaan ke Ukraina.

Pemerintah mengatakan Australia telah menjatuhkan 476 sanksi terhadap individu dan institusi Rusia sejak invasi dimulai pada Kamis (24/3/2022). (TribunWow.com)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
UkrainaAmerika SerikatRusiaG20Vladimir PutinKanada
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved