Konflik Rusia Vs Ukraina
Kekuatannya Dirahasiakan Pentagon, AS Kirimkan 120 Drone Hantu untuk Ukraina
Pemerintah AS kembali mengirimkan bantuan senjata ke Ukraina untuk melawan Rusia. Kali ini AS mengirimkan sebuah senjata berupa drone hantu.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Amerika Serikat (AS) begitu jor-joran dalam memberikan bantuan senjata kepada Ukraina untuk menghadapi pasukan militer Rusia.
Terakhir total bantuan senjata senilai Rp 11 miliar telah diberikan oleh AS kepada Ukraina.
Kini AS kembali mengirimkan bantuan senjata yang memiliki julukan drone hantu.

Baca juga: Perlu Dana Rp 8,6 Kuadriliun untuk Restorasi Perang, Ukraina Minta Dikirim Rp 72 Triliun Tiap Bulan
Baca juga: Mirip AS, Inggris Turut Latih Langsung Tentara Ukraina untuk Perangi Rusia
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, drone ini adalah sebuah senjata yang tengah dikembangkan oleh angkatan udara AS.
Total ada 120 drone hantu yang dikirimkan oleh AS kepada Ukraina.
Pentagon alias Kementerian Pertahanan AS mengatakan, mengonfirmasi telah mengirim ratusan drone tersebut untuk Ukraina.
Nama resmi drone ini diketahui bernama drone hantu Phoenix.
Juru bicara Pentagon John Kirby enggan menjelaskan apa saja kemampuan yang dimiliki oleh drone ini.
Sangat sedikit informasi yang diketahui tentang drone ini, baik soal kapabilitas, jarak terbang, dan kemampuan lainnya.
Satu-satunya informasi yang diketahui adalah drone ini disebut sebagai drone hantu sebab akan hancur setelah satu kali pakai.
Seiring berjalannya waktu Amerika Serikat (AS) semakin terlibat dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.
Dari yang awalnya hanya memberikan sanksi ekonomi, kini AS menyatakan akan melatih para tentara Ukraina untuk menggunakan senjata yang telah dikirimkan oleh negeri Paman Sam tersebut.
Dikutip TribunWow.com dari RT.com, namun Kementerian Pertahanan AS alias Pentagon menyatakan tidak akan terjun langsung ke Ukraina untuk memberikan pelatihan.
Pernyataan ini disampaikan oleh Pentagon pada Senin (18/4/2022).
Pentagon menyatakan, pelatihan akan dilakukan di negara dunia ketiga, namun tak disebutkan di negara mana pelatihan akan dilakukan.
Nantinya, tentara Ukraina yang mendapat pelatihan dapat mengajari rekan-rekan mereka setelah kembali pulang ke Ukraina.
Di saat yang sama, AS dapat menghindari ikut campur turun langsung ke Ukraina.
Satu dari beberapa pelatihan yang diberikan adalah cara menggunakan bom drone yang bernama Switchblade kamikaze drone.
Sejak awal terjadinya konflik pada 24 Februari 2022 lalu, pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menyuplai senjata ke Ukraina yang totalnya mencapai Rp 37 miliar.
Presiden AS Joe Biden berdalih bantuan ini diberikan kepada Ukraina agar Ukraina mampu bertahan dari serangan Rusia dan agar Ukraina tidak jatuh ke tangan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pada Rabu (13/4/2022), Kementerian Pertahanan AS mengumumkan paket bantuan senjata terbaru dari AS ke Ukraina.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, bantuan terbaru AS diketahui memiliki total harga sebesar Rp 11 miliar.
Berikut ini daftar persenjataan yang dikirim oleh AS ke Ukraina:
- 500 Javelin (senjata penghancur tank)
- 300 drone tipe switchblade kamikaze
- 18 howitzers beserta 40 ribu amunisinya
- 10 radar anti artileri
- dua radar pengawas udara
- 200 kendaraan tempur lapis baja tipe M113
- 100 mobil jeep lapis baja
- 11 helikopter tipe Mi-17
- 30 ribu rompi pelindung badan beserta helm
Juru bicara Kemenhan AS, John Kirby menyampaikan, bantuan yang dikirimkan oleh AS sudah disesuaikan sedemikian rupa sesuai permintaan Ukraina.
Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan menyampaikan pemerintah AS siap menyediakan apapun senjata yang diminta oleh Ukraina.
AS mengaku akan terus menyuplai senjata ke Ukraina untuk membantu dalam konflik melawan Rusia.
Sullivan mengatakan, pemerintah AS saat ini mengirim senjata ke Ukraina setiap hari.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, Sullivan sendiri mengaku telah berkomunikasi dengan petinggi pejabat militer Ukraina untuk mendiskusikan senjata apa yang dibutuhkan oleh Kiev/Kyiv.
Sullivan berdalih, senjata yang akan diberikan AS ke Ukraina nantinya akan memperkuat Ukraina di medan perang serta memperkuat posisi Ukraina ketika melakukan negosiasi dengan Rusia.
Sullivan menyampaikan, pemerintah AS saat ini juga tidak lagi membeda-bedakan senjata untuk bertahan dan menyerang untuk diberikan ke Ukraina.
Bagi AS kini yang terpenting adalah memberikan Ukraina senjata yang dibutuhkan.
Sullivan menjadikan dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Rusia sebagai justifikasi AS mengirimkan senjata ke Ukraina.
"Lakukan apapun yang kita bisa untuk membantu Ukraina sukses," ujar Sullivan.
"Pada akhirnya, kita ingin melihat Ukraina yang bebas dan independen."
"Rusia yang semakin lemah dan terisolasi."
"Dan negara-negara barat yang semakin kuat, semakin bersatu, dan bertekad."
AS meyakini ketiga hal tersebut bisa dicapai dengan cara membantu Ukraina melawan Rusia.
Baca juga: Prediksi Eks Menlu Rusia soal Siasat Putin Jadi Kenyataan, Ukraina akan Diserang Habis-habisan
Baca juga: Rusia Singgung Potensi Bentrok dengan AS dan NATO yang Gelar Latihan Militer Besar-besaran di Arktik
Zelensky Umumkan Babak Baru Dimulai
Presiden Rusia Volodymyr Zelensky menyatakan Rusia telah memulai pertempuran di Donbass.
Hal ini terlihat dari meningkatnya ekskalasi serangan di wilayah timur Ukraina tersebut.
Alih-alih gentar, Zelensky justru dengan keras menyatakan tak akan mundur dan akan terus berjuang mempertahankan daerahnya.
Diansir TribunWow.com, Selasa (19/4/2022), Zelensky menyatakan bahwa pasukan Presiden Rusia Vladimir sudah memulai penyerangan di Donbas.
Hal ini terjadi menyusul pernyataan Rusia yang akan fokus merebut wilayah timur setelah mundur dari Kiev.
Menurut Zelensky, sebagian besar militer Rusia telah dikonsentrasikan di daerah tersebut.
“Kami sekarang dapat menyatakan bahwa pasukan Rusia telah memulai pertempuran Donbas, yang telah lama mereka persiapkan," kata Zelensky dikutip dari unggahan video di Instagram @zelenskiy_official, Selasa (19/4/2022).
"Sebagian besar dari seluruh jumlah tentara Rusia, sekarang fokus dalam serangan ini."
Meski begitu, Zelensky tegas akan memberikan perlawanan setimpal untuk Rusia.
Ia mengucap tekad untuk terus berjuang setiap hari demi mempertahankan Ukraina.
"Tak peduli berapa banyak prajurit Rusia yang dibawa ke sana, kami akan berjuang," tegas Zelensky.
"Kami akan mempertahankan diri kami. Kami akan melakukannya setiap hari."
"Kami tidak akan menyerahkan semua yang dimiliki Ukraina dan kami tidak menginginkan yang bukan milik kami."
Dalam pidato tersebut, Zelensky juga menyebut kota-kota yang telah menjadi target penyerangan Rusia.
Ia pun berterimakasih pada warga dan prajurit yang telah berjuang mempertahankan negara.
"Saya berterimakasih pada seluruh pejuang kami, pada kota-kota pahlawan di Donbas, pada Mariupol, dan kota-kota di wilayah Kharkiv," sebut Zelensky.
"Yang terus bertahan, memperjuangkan nasib seluruh negara, memukul mundur kekuatan penjajah."
"Rubinzhe, Popasna, Zolote, Lysychansk, Severodonetsk, Kramatorsk dan lain-lain, yang telah selalu bersama Ukraina selama bertahun-tahun dan selamanya." (TribunWow.com/Anung/Via)