Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Media AS Dapat Bocoran soal Kondisi Internal Pemerintah Rusia, Putin Kini Diragukan Koleganya

Internal pemerintah Rusia mulai meyakini langkah Putin menyerang Ukraina adalah sebuah kesalahan besar.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
YouTube Guardian News
Presiden Rusia Vladimir Putin saat melakukan kunjungan ke cosmodrome di Amur Oblast, Rusia, 12 April 2022. Terbaru, sejumlah pejabat internal pemerintah Rusia mulai meyakini keputusan Putin menginvasi Ukraina adalah sebuah kesalahan besar. 

TRIBUNWOW.COM - Konflik antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama 56 hari hingga Rabu (20/4/2022).

Meski negosiasi damai telah beberapa kali dilakukan, Rusia dan Ukraina justru mengumumkan babak baru konflik telah dimulai di Donbass.

Kini sejumlah pejabat pemerintah Rusia mulai meragukan langkah Presiden Rusia Vladimir Putin yang melakukan operasi militer spesial di Ukraina.

Baca juga: Pesimis Bisa Selamat, Tentara Ukraina di Mariupol Memohon Dievakuasi: Ini Mungkin Pesan Terakhir

Baca juga: Perang akan Berlarut-larut, Eks Dubes Inggris Ungkap Kelanjutan Babak Baru Rusia Vs Ukraina

Dikutip TribunWow.com dari Sky News, beberapa pejabat internal pemerintah Rusia menganggap langkah Putin menyerang Ukraina adalah sebuah kesalahan besar.

Sejumlah kolega Putin tersebut mengutarakan keraguan mereka terhadap sang Presiden Rusia lewat media massa Amerika Serikat (AS).

Para pejabat pemerintah Rusia itu juga meyakini Putin tidak akan mengubah keputusannya soal konflik di Ukraina.

Mereka justru takut Putin akan menggunakan senjata nuklir dalam konflik ini.

Sejauh ini Rusia telah berhasil merebut Kota Kreminna yang berada di bagian timur Ukraina.

Sementara itu, pada Selasa (19/4/2022), Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov ditanya apakah Rusia mempertimbangkan menggunakan senjata nuklir di Ukraina.

Jawaban yang diberikan oleh Lavrov cenderung abu-abu dan tidak tegas.

"Dalam tahap ini, kita mempertimbangkan opsi menggunakan senjata konvensional," ujar Lavrov.

Sky News mendeskripsikan jawaban dari Lavrov dapat diartikan sebagai ancaman.

Perang yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama 56 hari pada Rabu (20/4/2022).

Setelah mundur dari ibu kota Kiev, pasukan Rusia masih meningkatkan kekuatan di wilayah Donbass dan menambah ekskalasi penyerangan.

Para ahli memprediksi, jika tak segera mengerahkan perlawanan, maka daerah timur Ukraina termasuk Mariupol akan segera diduduki Rusia.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Amerika SerikatVladimir PutinRusiaUkrainaJoe BidenDonbass
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved