Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelensky Yakin Pertemuan dengan Putin Tak Cukup Dilakukan Sekali, Ancam Mundur dari Negosiasi Damai
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyinggung pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Mariupol, mungkin, seperti sepuluh kali (lebih parah dari) Borodyanka, dan saya ingin mengatakan jika penghancuran militer kita (terus dilakukan Rusia), orang-orang kita akan mengakhiri semua negosiasi," tegas Zelensky dikutip Strana.ua.
Pasukan Rusia telah mengepung Mariupol sejak 7 Maret, dan melakukan penyerangan beruntun.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim sebagian besar Mariupol telah dikuasai, di mana wilayah Pekerjaan Besi dan Baja Ilyich dari militan telah 'dibersihkan'.
Bentrokan berlanjut terutama di area pabrik Azovstal, di mana resimen nasionalis Azov bersembunyi.
Selama waktu ini, dikabarkan sekitar satu setengah ribu tentara Ukraina menyerah.
Baca juga: Sebut Putin Sudah Frustasi, CIA Peringatkan Rusia akan Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina
Baca juga: Klaim Invasi Rusia di Ukraina Sesuai Rencana, Putin Tetap Lancarkan Serangan sampai Hal Ini Tercapai
Syarat agar Putin Bersedia Temui Zelensky
Rusia menekankan Presiden Vladimir Putin tak pernah menolak untuk bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Namun, Putin sempat menyatakan bahwa sikap Ukraina telah mencederai perundingan damai.
Karenanya, ada beberapa kondisi yang harus ditepati Kiev sebelum berbicara langsung dengan pimpinan Moskow.
Dilansir TribunWow.com dari TASS, Kamis (14/4/2022), Juru Bicara Kepresidenan Dmitry Peskov
mengatakan Putin pada prinsipnya tidak pernah menolak untuk mengadakan pertemuan dengan Zelensky.
Tetapi sebuah dokumen harus sudah disusun sebelum pertemuan tersebut diatur.
"Tidak ada novasi rinci mengenai masalah ini," kata Peskov.
"Kami telah membicarakan tentang pertemuan ini dengan mengatakan bahwa pada prinsipnya presiden (Rusia) tidak pernah menolaknya, tetapi kondisi tertentu harus diatur sebelum pertemuan ini, yaitu adanya teks dokumen."
Hal ini diungkapkan menyusul proposal Turki untuk mengadakan pertemuan penentuan tersebut.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Selasa bahwa dia percaya bahwa hanya Ankara yang mampu membantu mencapai kemajuan dalam negosiasi yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.