Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelensky Yakin Vladimir Putin akan Kembali Serang Kiev jika Rusia Telah Berhasil Kuasai Donbas
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim ancaman Rusia ke Ibu Kota Kiev belum sepenuhnya berakhir.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Ia menganggap tidak akan ada iklim yang positif jika negosiasi itu benar terjadi.
Meski begitu, Moskow telah membantah tuduhan luas bahwa mereka berada di balik pembunuhan di Bucha.
Baca juga: Ukraina Dituduh Jadi Dalang Pembantaian Warga Sipil, Zelensky Sebut Rusia Pengecut dan Penakut
Baca juga: Sebut Ukraina akan Lakukan Pembantaian Massal Warga Sipil, Rusia Bongkar Keterlibatan Barat
Zelensky Peringatkan Adanya Serangan Besar-besaran
Ukraina telah meminta warga sipil di wilayah timur Luhansk untuk melarikan diri dari serangan Rusia.
Hal ini menyusul tragedi di mana lebih dari 50 orang yang mencoba mengungsi dengan kereta api tewas dalam serangan rudal di Kramatorsk, Donetsk.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan warganya untuk bersiap akan adanya ekskalasi serangan besar-besaran.

Dilansir TribunWow.com dari Sky News, Minggu (10/4/2022), sementara ancaman terhadap ibu kota Kyiv telah surut, ancaman lain meningkat di timur saat pasukan Rusia menarik diri dari Ukraina utara.
Zelensky pun memberitahu agar seluruh masyarakat bersiap-siap akan adanya pertempuran sengit.
"Ini akan menjadi pertempuran yang sulit, kami percaya pada perjuangan ini dan kemenangan kami. Kami siap untuk berjuang secara bersamaan dan mencari cara diplomatik untuk mengakhiri perang ini," kata Zelensky.
Saat ini, para pejabat setempat telah mendesak warga sipil untuk segera meninggalkan wilayah itu.
Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Sabtu (9/4/2022), sirene serangan udara terdengar di sebagian besar timur Ukraina pada Sabtu pagi.
Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai, dalam pidato yang disiarkan televisi, mendesak orang-orang untuk pergi karena Rusia sedang mengumpulkan pasukan untuk melakukan serangan.
Serangan rudal sudah dilancarkan pada hari Jumat, (8/4/2022), di stasiun kereta api yang penuh dengan wanita, anak-anak dan orang tua di Kramatorsk, wilayah Donetsk.
Walikota memperkirakan 4.000 orang berkumpul di sana pada saat itu, dan sedikitnya 52 orang tewas.
Namun, ementerian pertahanan Rusia membantah bertanggung jawab atas serangan itu.