Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Sering Ditelepon Pentagon, Rusia Pilih Cuek, Ini Penjelasan AS

Amerika Serikat mengungkapkan pihaknya sering menelepon pemerintah Rusia namun semua panggilan mereka diabaikan oleh pemerintah Rusia.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AFP PHOTO/SPUTNIK/MIKHAIL METZEL
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) tersenyum saat menjabat tangan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam pertemuan bilateral perdana di Villa la Grange, Jenewa, Swiss, pada 16 Juni 2021. Terbaru, sejak operasi militer Rusia berlangsung pada 24 Februari 2022, Rusia tidak pernah mengangkat telepon dari AS. 

Dilansir TribunWow.com dari TASS, Rabu (6/3/2022), Gavrilov juga mencurigai indikasi penggunaan senjata kimia berbahaya oleh Ukraina di wilayah Kharkov.

Sebelumnya, Ukraina juga dituduh melakukan hal serupa di wilayah Sumy dan Luhanks.

Dalam sebuah wawancara di saluran berita televisi Rossiya-24, Gavrilov menyebut rencana tersebut didukung oleh sekutu barat.

Ia mengatakan bahwa Kiev mungkin tidak berhenti meledakkan bahan kimia beracun di wilayah Kharkov untuk menyalahkan serangan artileri Rusia.

"Kami menduga bahwa rezim di Kiev, mengandalkan dukungan dari penangan Baratnya, akan meledakkan sejumlah bahan kimia di wilayah permukiman Kharkov untuk menyalahkan artileri Rusia dan serangan lainnya," kata Gavrilov.

"Kami telah memperingatkan mereka terhadap skenario semacam ini dan memperingatkan bahwa trik yang mereka gunakan sebelumnya tidak akan berhasil."

Baca juga: Rusia Yakin Tentaranya dalam Bahaya di Tangan Ukraina, Sebut Jadi Subyek Penyiksaan dan Intimidasi

Baca juga: Beredar Video Tentara Ukraina Pukuli Tahanan, Ramai-ramai Ejek Korban yang Ngompol saat Dihajar

Rusia Sebut Ukraina Panik

Di tengah konflik dengan Ukraina, pemerintah Rusia mengklaim menemukan bukti adanya keterlibatan Amerika Serikat (AS) dengan sejumlah bio lab di Ukraina yang meneliti penyakit berbahaya.

Menurut keterangan pemerintah Rusia, total terdapat 30 biolab di Ukraina yang aktif bekerjasama dengan AS.

Dikutip TribunWow.com dari RT.com, informasi ini disampaikan oleh Letjen Igor Kirilov selaku komandan pasukan Rusia dalam bidang pertahanan terhadap radiologi, kimiawi, dan biologis.

Letjen Kirilov menjelaskan, sebagian besar lab tersebut aktif sejak tahun 2014 lalu.

Ia juga menyampaikan, sejak lab-lab itu didirikan, sejumlah negara di Eropa pada saat yang sama mengalami peningkatan kasus penyakit menular seperti difteri, tuberculosis (TBC), hingga campak.

Letjen Kirilov melanjutkan, sejak Putin mengumumkan operasi militer spesial pada Kamis (24/2/2022), lab-lab kerja sama dengan AS yang ada di Ukraina buru-buru menghancurkan virus dan patogen yang sedang mereka teliti.

Letjen Kirilov mengklaim memiliki bukti dokumen yang berisi proses penghancuran virus dan patogen berbahya tersebut.

Berdasarkan keterangan dokumen yang diklaim diamankan oleh pasukan Rusia, penyakit berbahaya yang dipelajari di antaranya adalah anthrax.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
RusiaKonflik Rusia Vs UkrainaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyAmerika SerikatJoe Biden
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved