Konflik Rusia Vs Ukraina
Senjatanya Dibuat Ukraina, Rusia Terpaksa Berhenti Serang karena Tak Punya Cadangan
Upaya perang Rusia dikabarkan terhenti karena sebagian besar perangkat keras militer yang mereka butuhkan dibuat di Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Tetapi setelah Rusia menginvasi Krimea pada tahun 2014 dan memulai konflik di wilayah Donbas, Kyiv secara drastis mengurangi pasokan ke tetangganya.
Pendapatan Ukraina dari ekspor senjata anjlok dari £1 miliar (sekitar Rp 19 triliun) pada 2012 menjadi £100 juta (sekitar Rp 2 triliun) pada 2020.
Menurut sumber-sumber Inggris, Rusia menghadapi kekurangan drastis helikopter, kapal, jet tempur, dan suku cadang rudal jelajah.
Rudal jelajahnya diproduksi di kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, yang telah dibombardir oleh artileri dan pesawat Rusia.
Pabrik pembuat instrumen yang dikelola negara di Izyum juga membuat komponen penting untuk berbagai tank T-72 Rusia.
Perang juga diperkirakan akan membatasi program nuklir Rusia karena setengah dari komponen untuk rudal balistik antarbenua berbasis darat bersumber di Ukraina.
Baca juga: Rusia Ancam Akhiri Perundingan Damai Buntut Peledakan di Belgorod, Ini Jawaban Ukraina
Baca juga: Sebut Nama Pejabat AS yang Terlibat, Rusia Bongkar Bukti Baru Penelitian Senjata Biologis di Ukraina
Keunggulan Drone Bayraktar Ukraina
Rekaman video menunjukkan drone tempur Bayraktar TB2 milik Ukraina berhasil menyerang barisan pasukan Rusia.
Tembakan drone tersebut meledakkan kendaraan personel lapis baja Rusia dan membuat pasukan Presiden Vladimir Putin tunggang langgang.
Bahkan, tank-tank dan senjata thermobaric Rusia terpaksa balik arah menghadapi serangan udara tersebut.

Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Jumat (11/3/2022), Mauro Gilli, peneliti senior dalam teknologi militer dan keamanan internasional di ETH Zurich memberikan keterangan.
Mengingat peristiwa kacau di lapangan, sejauh ini hampir tidak mungkin untuk menilai seberapa sering dan seberapa sukses Ukraina telah menggunakan drone tersebut.
"Ada beberapa rekaman video yang diduga menunjukkan penggunaan TB2. Tentu saja, informasi pada titik ini terfragmentasi, dan perlu diambil dengan hati-hati," kata Gilli.
Menurut Gilli, memang ada kerjasama antara Ukraina dan Turki dalam pembelian dan rencana produksi Bayraktar TB2.
"Kami tahu bahwa Ukraina membeli beberapa TB2 selama beberapa tahun terakhir dan bahwa Turki dan Ukraina menandatangani perjanjian untuk produksi TB2 di dalam perbatasan Ukraina. Tetapi, sejauh yang saya tahu, produksi belum dimulai," tutur Gilli.