Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Ancam Akhiri Perundingan Damai Buntut Peledakan di Belgorod, Ini Jawaban Ukraina
Konflik antara Rusia dan Ukraina makin memanas setelah ledakan dilaporkan terjadi di wilayah Belgorod.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
Serangan itu dimaksudkan sebagai operasi bendera palsu yang dipimpin oleh FSB untuk menyalahkan Ukraina guna membenarkan mobilisasi umum pasukan.
Ilya Ponomarev, (46), mengatakan dinas keamanan Rusia sedang bersiap untuk menargetkan pabrik kimia dan senjatanya sendiri yang dapat menyebabkan warga sipil tewas.
Baca juga: Tembak 3 Helikopter Mariupol, Rusia Berhasil Tangkap Perwira Intelejen Pertahanan Ukraina
Baca juga: Kadyrov Bagikan Video 6 Tentara Ukraina Minta Maaf dan Menyerah pada Rusia
Rusia Dituding Ledakkan Gedung Palang Merah
Pasukan Rusia dilaporkan telah menyerang fasilitas Palang Merah di kota Mariupol, Ukraina.
Hingga saat ini, belum jelas berapa korban jiwa yang muncul akibat serangan tersebut.
Selain itu, sejumlah petugas medis dan sejumlah wanita dikabarkan telah dibawa paksa tentara Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari Daily Mail, Kamis (31/2/2022), kabar tersebut disampaikan ombudswoman Ukraina Lyudmyla Denisova dalam sebuah pernyataan.
"Di Mariupol, para penjajah membidik gedung Komite Internasional Palang Merah (ICRC)," kata Denisova.
Ia menambahkan bangunan yang ditandai dengan palang merah dan latar belakang putih justru menjadi sasaran pesawat dan artileri.
Seorang juru bicara ICRC mengkonfirmasi bahwa gambar yang beredar di media sosial dari sebuah bangunan yang hancur adalah gudang milik organisasinya di Mariupol.
Mereka menunjukkan sebuah bangunan dengan lubang besar di atap yang bertanda sebuah palang merah.
"Kami tidak memiliki tim di lapangan sehingga kami tidak memiliki informasi lain, termasuk potensi korban atau kerusakan," kata juru bicara itu, seraya menambahkan bahwa semua bantuan yang disimpan di sana telah didistribusikan.
Serangan itu terjadi sehari setelah ICRC mendesak Ukraina dan Rusia untuk menyepakati pengiriman bantuan dan evakuasi warga sipil yang aman dari kota di mana kebutuhan vital cepat habis.
Pasalnya, dikhawatirkan 160.000 orang masih terjebak di dalam kota.
Sementara itu, kantor walikota Mariupol mengklaim pasukan Putin telah menculik 70 wanita dan petugas medis dari rumah sakit bersalin dan membawa mereka ke Rusia.