Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Ancam Akhiri Perundingan Damai Buntut Peledakan di Belgorod, Ini Jawaban Ukraina
Konflik antara Rusia dan Ukraina makin memanas setelah ledakan dilaporkan terjadi di wilayah Belgorod.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
"Saya tidak dapat mengkonfirmasi atau menolak klaim bahwa Ukraina terlibat dalam hal ini hanya karena saya tidak memiliki semua informasi militer," ujar Dmytro Kuleba.
Karena penyerangan tersebut, Rusia mengancam akan keluar dari perundingan damai.
"Tentu saja, ini bukan sesuatu yang dapat dianggap menciptakan kondisi yang nyaman untuk kelanjutan negosiasi," ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Ledakan tersebut terekam dalam video yang dibagikan di media sosial.
Tampaknya, ledakan itu terjadi pada pukul 05.43 waktu setempat, diikuti oleh helikopter yang terbang menjauh dari kobaran api.
Pada hari Selasa, (29/4/2022), rekaman serupa muncul memperlihatkan ledakan besar di Belgorod, di lokasi yang diduga gudang senjata.
Gudang itu awalnya diyakini terkena rudal Ukraina.
Namun, para analis kemudian menyimpulkan bahwa ledakan itu kemungkinan disebabkan oleh kesalahan manusia, bukan serangan yang disengaja.
Jurnalis Ukraina Yuriy Butusov mengklaim bahwa gudang senjata itu dihancurkan oleh rudal balistik OTR-21 Tochka-U yang ditembakkan oleh brigade rudal ke-19 Ukraina, tetapi laporannya tidak dikonfirmasi oleh pejabat Ukraina.
Gladkov, membenarkan laporan ledakan itu dan mengatakan bahwa tidak ada warga Rusia yang terluka, tetapi menolak menjelaskan alasan ledakan itu.
"Ledakan terdengar di sekitar Belgorod dan wilayah Belgorod," kata Gladkov.
"Insiden itu terjadi di dekat desa Krasniy Oktyabr. Kepala desa berhubungan langsung dengan saya dan telah memberi saya semua informasi. Tidak ada korban atau cedera di antara penduduk."
"Saya akan memposting alasannya nanti," tambahnya.
Jika benar, serangan itu akan menjadi kedua kalinya Ukraina melewati perbatasan menyusul dugaan serangan rudal jarak jauh di pangkalan udara Millerovo bulan lalu.
Tapi seorang politisi Rusia mengklaim Kremlin sedang merencanakan gelombang serangan di kota-kotanya sendiri.