Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tak Hanya Perang Militer, Ukraina dan Rusia Gunakan Teknologi Modern Berikut untuk Saling Serang

Pasukan Rusia dan Ukraina disebut memanfaatkan teknologi komunikasi modern sebagai alat perang.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Capture YouTube news.com.au
Ilustrasi tentara Rusia. Terbaru, Rusia dan Ukraina dikabarkan sama-sama menggunakan senjata modern untuk melacak dan menyerang lawan, Kamis (31/3/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Meski perang antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung lebih dari sebulan, namun tak ada kerusakan signifikan di bagian komunikasi.

Baik pasukan Rusia maupun Ukraina masih bisa menggunakan ponselnya, bahkan mengunggah kondisi perang di media sosial.

Rupanya, hal ini terkait taktik kedua Rusia dan Ukraina yang memanfaatkan teknologi modern tersebut sebagai alat perang.

Ilustrasi jaringan 5G
Ilustrasi jaringan 5G (Tribunnews.com)

Baca juga: Larang Gunakan Ponsel, Ukraina Peringatkan Pasukan soal Teknologi Pelacak Sinyal Rusia

Baca juga: Ukraina Lancarkan Serangan Balasan, Ledakkan Gudang Senjata dan Kamp Militer Rusia di Belgorod

Dilansir TribunWow.com dari Sky News, Kamis (31/3/2022), jangkauan jaringan seluler di Ukraina tetap tetap dapat digunakan meski gedung-gedung perkotaan telah hancur.

Rusia diduga belum menyerang infrastruktur telekomunikasi agar mereka bisa mengumpulkan informasi intelejen dari panggilan yang dilakukan Ukraina.

Namun hal ini juga memberikan kesempatan bagi pasukan Ukraina untuk melakukan hal yang sama.

Rupanya, jaringan ponsel yang digunakan dalam medan perang, bisa menjadi senjata bagi musuh.

Sinyal telepon yang dipancarkan handphone bisa disadap dan menjadi ladang informasi intelejen bagi lawan.

Selain itu, sinyal yang dipancarkan tersebut bisa digunakan untuk melacak posisi musuh agar dapat menentukan sasaran tembak.

Adapun, Sam Cranny-Evans dari think tank pertahanan RUSI mengatakan ada penjelasan tambahan untuk cakupan jaringan telepon di Ukraina yang masih tersedia.

"Menghancurkan jaringan telepon seluler itu sulit, ada banyak sel di mana-mana dengan jangkauan yang baik. Di Mariupol dan Iziyum misalnya, mereka baru-baru ini mulai kehilangan semua akses ke jaringan telepon seluler mereka setelah beberapa minggu pertempuran, dan bahkan kemudian mereka dapat memperoleh akses dalam beberapa kasus," ujar Cranny-Evans.

Ia juga menekankan bahwa Rusia dapat menggunakan jaringan itu untuk mengoperasikan drone.

Selain itu, Rusia diduga tidak menghancurkan infrastruktur tersebut, karena tidak sesuai dengan narasi Rusia 'membebaskan' Ukraina.

Sementara itu, tindakan pencegahan untuk menghalangi penyadapan, tidak sesederhana hanya mematikan telepon.

John Scott Railton, seorang peneliti senior di Citizen Lab Universitas Toronto, mengatakan bahwa musuh dapat mengakses sistem operasi ponsel.

Sistem itu dapat diretas agar tampak tidak aktif padahal sebenarnya sedang menyala, untuk menjadikannya penanda lokasi di medan perang.

Mengeluarkan baterai dari telepon adalah salah satu solusi, tetapi ini seringkali sulit dilakukan dengan smartphone modern.

Serangkaian kerentanan lebih lanjut tidak menyangkut telepon, tetapi perilaku tentara yang menggunakannya.

"Konsekuensi dari ini tidak selalu segera terlihat, yang dapat menyebabkan pasukan menggunakan praktik keamanan yang tidak memperhitungkan seberapa banyak mereka disadap," kata Railton.

"Mungkin mereka bukan target yang cukup berharga untuk segera dikirimi misil, tetapi mereka mungkin cukup berharga untuk dilacak dan dikumpulkan informasi intelijennya".

Baca juga: Membelot ke Ukraina, Sejumlah Tentara Rusia Buat Divisi Baru Lawan Pasukan Putin

Baca juga: Penuhi Tuntutan Rusia, Zelensky Setuju Ukraina Jadi Negara Netral, Apa Maksudnya?

Kecanggihan Rudal Hipersonik Rusia

Rusia disebut-sebut telah mengeluarkan senjata hipersonik untuk meluluhlantakkan sejumlah sasaran di Ukraina.

Rudal tersebut rupanya memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan rudal balistik lain.

Pasalnya, rudal yang dibuat dengan bahan khusus tersebut bisa melampaui kecepatan suara hingga lima kali lipat.

Dikutip TribunWow.com dari Aljazeera, Selasa (22/3/2022), kata hipersonik berarti segala sesuatu yang bergerak dengan kecepatan lima kali kecepatan suara.

Yakni sekira 6.174 kilometer per jam (3.836 mph) atau lebih.

Kebanyakan rudal balistik sudah bergerak secepat ini, hal itu penting karena memberi lebih sedikit peringatan pada lawan dan lebih sedikit waktu untuk bereaksi.

Namun, yang membuat rudal hipersonik berbeda adalah peluru kendali ini meluncur di atmosfer atas dan sangat mudah bermanuver.

Rudal balistik, setelah diluncurkan, memiliki kemungkinan yang sangat terbatas untuk mengubah arahnya, seperti bola jika dilempar.

Kemampuan manuver pada kecepatan tinggi seperti itu, merupakan atribut utama dari senjata ini.

Apalagi mengingat rudal ini diluncurkan dari ketinggian yang tak dapat dideteksi radar.

Namun, tantangan teknologi untuk jenis rudal hipersonik ini sangat besar.

Untuk dapat terbang dengan kecepatan ekstrim, gesekan udara dan peningkatan suhu menjadi 2.200 derajat Celcius menjadi hambatan utama.

Sebagai perbandingan, titanium yang merupakan material logam yang sangat kuat, akan meleleh pada suhu 1.670 C.

Karenanya, rudal hipersonik ini harus dibentuk dan dibangun dari bahan yang sangat canggih, serta dirancang untuk tahan terhadap kondisi ekstrem seperti itu.

Apalagi, untuk bermanuver dengan bebas dari ketinggiang, struktur rudal ini harus dibuat dengan benar-benar kuat.

Dilaporkan pada uji coba awal, rudal hipersonik ini benar-benar terkoyak saat diarahkan menikung ke jalur baru.

Senjata baru ini masih belum sepenuhnya dikembangkan karena perancang militer masih terus berjuang untuk menghasilkan model uji yang layak yang dapat dioperasikan dengan baik.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaUkrainaRusiaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved