Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelensky Ungkap Sinyal Rusia akan Tarik Pasukan dari Beberapa Wilayah Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan adanya sinyal perdamaian dari pihak Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan adanya sinyal perdamaian dari pihak Rusia.
Ia mengatakan Rusia kemungkinan akan segera menarik kembali pasukan dari beberapa daerah.
Hal ini menyusul munculnya titik terang dari pertemuan Rusia dan Ukraina yang terjadi di Instanbul, Turki.

Baca juga: Tak Berhasil Kuasai Ukraina dengan Segera, Berikut Prediksi Langkah Rusia Selanjutnya
Baca juga: Jangan Makan dan Pegang Benda Sembarangan, Ini Saran Ukraina saat Bernegosiasi dengan Rusia
Dilansir TribunWow.com dari Sky News, Rabu (30/3/2022), melalui sebuah video terbaru, Zelensky berbicara tentang perundingan damai yang berakhir dengan beberapa kemungkinan kemajuan di masa depan.
Namun dia menambahkan bahwa dia tidak lantas mempercayai kata-kata perwakilan Rusia.
"Situasinya tidak menjadi lebih mudah," kata Zelensky.
Ia memperingatkan bahwa tentara Rusia masih memiliki potensi yang signifikan untuk melakukan serangan.
"Kami tidak mengurangi upaya defensif kami," imbuh Zelensky.
"Musuh masih di wilayah kita. Penembakan kota-kota kita terus berlanjut. Mariupol diblokir. Rudal dan serangan udara tidak berhenti. Inilah kenyataannya. Ini faktanya."
Zelenksy juga mengumumkan pembaruan untuk aplikasi seluler pemerintah Diia.
Hal ini berarti warga dapat mengajukan permohonan kepada negara untuk mengkompensasi hilangnya rumah atau apartemen akibat perang.
"Negara akan mengganti setiap meter pemukiman yang hilang," kata Zelensky.
Sebelumnya, Rusia menawarkan untuk secara drastis mengurangi aktivitas militer di dekat ibukota Ukraina Kyiv dan di sekitar Chernihiv.
Alexander Fomin, wakil menteri pertahanan Kremlin, mengatakan Moskow telah memutuskan untuk secara mendasar mengurangi operasi untuk meningkatkan rasa saling percaya.
Unggahan Kementerian Pertahanan Inggris terbaru mengatakan tawaran tersebut diberikan lantaran Rusia menyadari tak bisa merebut Kiev.