Konflik Rusia Vs Ukraina
Lumuri Tubuh Pakai Darah Palsu, Wanita di Rusia Terus Ucap Kalimat yang Sama saat Protes Anti Perang
Tak peduli meskipun ditangkap polisi, seorang wanita di Rusia terus menerus mengucapkan kalimat ini ketika melakukan demonstrasi menolak perang.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
"Bayangkan seseorang membawa karung berisi kotoran hewan naik tangga hingga ke lantai 11 dan melakukannya dua malam berturut-turut," ujar Kheikinen.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan tindakan represif untuk mengatasi berkembangnya sentimen anti-perang yang digaungkan warganya sendiri.
Ia menyerukan istilah 'pemurnian diri' untuk membersihkan negaranya dari siapa pun yang mempertanyakan keputusan pemerintah untuk menginvasi Ukraina.
Presiden 69 tahun tersebut bahkan menyebut warga Rusia yang anti-perang sebagai sampah dan pengkhianat negara.
Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Kamis (14/3/2022), Putin tampil di televisi sehari sebelumnya untuk mengecam warga Rusia yang tidak mendukungnya.
Ia justru menyalahkan negara-negara NATO yang disebut menggunakan penghasut untuk membangkitkan oposisi terhadap perang.
Pernyataan ini dibuat menyusul tindakan berani jurnalis Marina Ovsyannikova yang telah menyabotase saluran TV pemerintah saat siaran langsung.
"Orang-orang Rusia akan selalu dapat membedakan patriot sejati dari sampah dan pengkhianat, dan akan memuntahkannya seperti nyamuk yang secara tidak sengaja terbang ke mulut mereka," tegas Putin.
"Saya yakin bahwa pemurnian diri masyarakat yang alami dan perlu seperti itu hanya akan memperkuat negara kita."
Dia mengatakan Barat menggunakan pengkhianat Rusia untuk menciptakan kerusuhan sipil.
"Dan hanya ada satu tujuan, saya sudah mengatakannya, kehancuran Rusia," ucap Putin.
Pidato tersebut tampaknya menjadi peringatan bahwa pemerintahan Putin yang otoriter dapat tumbuh lebih represif.
Sejak invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022), pemerintah Rusia telah membatasi masyarakatnya dari segala akses ke media sosial dan berita internasional.
Selain itu, penegak hukum Rusia mengumumkan kasus kriminal pertama berdasarkan undang-undang baru mengenai larangan penyebaran informasi yang dianggap palsu tentang perang Ukraina.
Beberapa orang warga Rusia telah didakwa dengan ancaman hukuman hingga 15 tahun penjara.