Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Komandan Elite Rusia Tembak Diri Sendiri, Diduga Berusaha Akhiri Hidup akibat Perang Ukraina

Letnan Jenderal Sergey Kisel, seorang komandan Resimen Tank ke-13 Rusia, dikabarkan menembak dirinya sendiri.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
Capture YouTube news.com.au
Ilustrasi tentara Rusia.Komandan elite Rusia dikabarkan menembak dirinya sendiri buntut pemecatan atas kegagalan perang Ukraina, Senin (28/3/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Seorang komandan Resimen Tank ke-13 Rusia, dikabarkan menembak dirinya sendiri diduga sebagai upaya akhiri hidup.

Hal ini dilakukan setelah pasukan bagian dari Divisi Kantemirovskaya, itu menderita kekalahan di Trostianets, wilayah Sumy.

Menurut kabar, sang komandan dicopot dari jabatannya karena dianggap tak bisa melaksanakan pemerintah.

Kolase kondisi perang dunia kedua dan keadaan di Ukraina setelah diserang Rusia, Jumat (25/3/2022).
Kolase kondisi perang dunia kedua dan keadaan di Ukraina setelah diserang Rusia, Jumat (25/3/2022). (Instagram @zelenskiy_official)

Baca juga: Pejabat Rusia Ramai-ramai Mundur hingga Jadi Tahanan, Diduga Salahkan Putin Buntut Invasi ke Ukraina

Baca juga: Kasus Rudapaksa Wanita Ukraina oleh Tentara Rusia Meningkat, Pemerintah Kiev Tak Tinggal Diam

Kabar ini disampaikan Angkatan Darat Angkatan Bersenjata Ukraina melalui unggahan di Telegram.

Dilansir TribunWow.com dari Ukrinform, Senin (28/3/2022), informasi tersebut awalnya berasal dari intelejen Ukraina dua hari lalu.

"Informasi bahwa seorang komandan Resimen Tank ke-13, bagian dari Divisi Kantemirovskaya, menembak dirinya sendiri, datang dari Kepala Direktorat Intelijen pada malam 26 Maret," tulis Angkatan Darat Angkatan Bersenjata Ukraina.

Disebutkan Letnan Jenderal Sergey Kisel merupakan komandan Pasukan Tank Pengawal 1 Distrik Militer Barat.

Pasukan tersebut termasuk Divisi Kantemirovskaya yang terkenal sebagai pasukan elite Rusia.

Disebutkan bahwa sang komandan dicopot dari jabatannya dan memilih mengakhiri hidup.

Perlu dicatat bahwa Kisel diberhentikan karena kerugian besar dan kegagalan invasi Rusia ke Ukraina, terutama di wilayah Sumy.

"Kami tidak mengesampingkan bahwa pelarian diri tentara Rusia dari Trostianets adalah yang terakhir. Dan kemudian tidak mungkin bagi kepemimpinan Rusia untuk menutup mata terhadap manajemen pasukan yang buruk," imbuh Angkatan Bersenjata Ukraina.

Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari pihak Kremlin, pun nasib komandan tersebut setelah insiden penembakan itu.

Sementara itu, komandan Rusia lain, juga mengalami luka parah yang bukan diakibatkan serangan lawan.

Yuri Medvedev, seorang komandan tentara Rusia berpangkat kolonel mengalami luka parah di kaki di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina.

Awalnya beredar sebuah video menampilkan Medvedev ditandu seusai terluka dalam perang.

Namun menurut jurnalis dari Ukraina, Roman Tsimbalyuk, Medvedev terluka gara-gara ulah bawahannya sendiri.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, Roman mengatakan, Kolonel Medvedev ditabrak oleh tank yang dikendarai bawahannya sendiri.

Bawahan Medvedev tersebut disebut marah tak terima karena 750 dari 1500 tentara di bawah Medevedev telah tewas hingga mengalami luka-luka.

Roman mengatakan, pelaku yang menabrak Medvedev menyalahkan atasannya tersebut atas korban yang berjatuhan di dalam perang Rusia-Ukraina.

"Setelah memilih momen yang tepat, saat perang terjadi, dia menabrak komandannya yang berdiri di sampingnya, melukai kedua kakinya," kata Roman.

Baca juga: Ramai-ramai Menyerah, Tentara Rusia Akui Ditipu, Mengira akan Disambut Rakyat Ukraina dengan Bunga

Baca juga: Beredar Video Tentara Rusia Disiksa, Kaki Ditembak dari Dekat hingga Tewas saat Diinterogasi

Tentara Rusia Ditembak Mati Jika Menyerah

Di sisi lain, seorang tentara Rusia yang ditahan oleh pemerintah Ukraina mengaku para tentara Rusia selalu diikuti oleh pasukan eksekutor yang siap membunuh jika ada tentara Rusia yang desersi.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, seorang komandan tank Rusia bahkan menyerah di hadapan pasukan Ukraina dan menyatakan ingin membelot.

Tentara Rusia tersebut mengaku akan ditembak mati jika pulang ke negaranya sendiri.

Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Victor Andrusiv menjelaskan, kru tank komandan yang menyerah tersebut telah kabur ke rumahnya masing-masing.

"Dia tidak bisa pulang ke rumah karena atasannya mengatakan akan menembaknya dan mengatakan dia telah gugur di medan perang," ujar Andrusiv.

Menurut keterangan Andrusiv, komandan yang menyerah itu mengaku logistik pasukan Rusia semakin menipis dan moral pasukan kian menurun.

Andrusiv menyampaikan, para tentara Rusia yang membelot akan diberikan 10 ribu dollar AS plus diberikan tempat tinggal lengkap dengan televisi, telepon, dapur dan kamar mandi.

Mendagri Ukraina, Densy Monastrysky menyampaikan ada banyak kasus tentara Rusia menyerah secara sukarela.

Di sisi lain, sejumlah tentara Rusia yang telah ditangkap di Ukraina memberikan pengakuan mereka muak atas pimpinan mereka Presiden Rusia Vladimir Putin.

Para tentara Rusia tersebut juga mengancam sekembalinya dari Ukraina mereka siap untuk melawan balik Putin.

Dikutip TribunWow.com, informasi ini diberitakan oleh media asal Inggris Thesun.co.uk.

Tentara Rusia mengecam instruksi komandan mereka terkait serangan di rumah sakit bersalin di Mariupol, Ukraina.

Seorang tentara pengintai Rusia memperingatkan akan bangkit melawan pemerintahannya jika nanti ia kembali dari Ukraina ke Rusia.

"Saya ingin memberitahu komandan kami untuk menyetop aksi teror di Ukraina karena ketika kita kembali kita akan bangkit melawan," ujar dia.

Tentara lainnya juga menyampaikan banyak tentara Rusia yang geram dan siap melawan balik pemerintahan.

Seorang pilot pesawat tempur Rusia, Maxim merasa sangat bersalah karena negaranya telah menyerang rumah bersalin.

"Saya tidak tahu apa yang bisa menjustifikasi, tangisan anak kecil atau leibh buruk kematian orang-orang tak bersalah, anak-anak," ujar Maxim.

Maxim meyakini banyak tentara Rusia lain yang kecewa atas instruksi dari atasan emreka.

"Mereka melawan hal ini," ujar Maxim.

"Mereka memiliki banyak kenalan dan teman (di Ukraina), dan mereka diberitahu ini adalah operasi lokal di Donbass, bukan serangan ke seluruh negara," sambungnya.(TribunWow.com/Via/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
RusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyAkhiri Hidup
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved