Konflik Rusia Vs Ukraina
Dobrak Basemen Persembunyian Warga Ukraina, Tentara Rusia Beri Pilihan Keluar atau Diam dan Mati
Pemerintah Rusia kini dituding telah mempekerjakan secara paksa para warga sipil Ukraina atau diperbudak di wilayah Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
Ukraina akan Dibagi 2 seperti Korea
Presiden Volodymyr Zelenskyy telah mengakui akan mustahil untuk sepenuhnya memaksa pasukan Rusia keluar dari Ukraina.
Sementara berkembang kekhawatiran bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan menciptakan perpecahan negara seperti di gaya Korea.
Menurut Zelensky, pengusiran Rusia akan membuat masalah semakin pelik.

Baca juga: Putin Disebut Kerahkan Lebih Banyak Pembunuh Bayaran Rusia untuk Lenyapkan Zelensky
Baca juga: Rusia Sebut Video Zelensky yang Diambil di Kiev Ternyata Palsu, Presiden Ukraina Kabur?
Dilansir TribunWow.com dari Sky News, Minggu (27/3/2022), kepala intelijen militer di Kyiv mengatakan Kremlin ingin membagi negara seperti Korea Utara dan Selatan.
Hal ini merupakan upaya untuk mengendalikan wilayah yang sudah dikuasai dari Moskow, setelah gagal dalam upayanya untuk mengambil alih sepenuhnya.
Berbicara beberapa jam kemudian, Zelensky tampaknya mengakui pemerintahnya harus menyerahkan wilayah.
Dia mengatakan bahwa usaha untuk sepenuhnya memaksa Rusia keluar akan mengarah pada Perang Dunia Ketiga.
Zelensky mengatakan dia sedang berusaha berkompromi dengan Moskow terkait Donbas, wilayah yang sebagian telah dikendalikan oleh kelompok separatis yang didukung Rusia sejak 2014.
Diusulkan bahwa Kremlin ingin mengadakan referendum (pemungutan suara) di wilayah tersebut untuk menentukan apakah orang yang tinggal di sana ingin menjadi bagian dari Rusia.
Tetapi Zelensky ingin pasukan Rusia keluar dari bagian negara yang mereka tempati sejak invasi penuh bulan lalu.
Ia mengatakan kesepakatan hanya mungkin terjadi jika pasukan mereka ditarik.
Dalam pidato melalui video, Zelensky mengatakan prioritas Ukraina pada sesi perundingan dengan Rusia berikutnya di Turki minggu ini adalah kedaulatan dan integritas teritorial.
"Prioritas kami dalam negosiasi telah jelas: kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina tidak diragukan lagi," kata presiden Ukraina.
"Jaminan keamanan yang efektif adalah suatu keharusan. Jelas, tujuan kami adalah perdamaian dan kembali ke kehidupan normal di negara kami sesegera mungkin."