Konflik Rusia Vs Ukraina
Pejabat Rusia Ramai-ramai Mundur hingga Jadi Tahanan, Diduga Salahkan Putin Buntut Invasi ke Ukraina
Perselisihan dilaporkan terjadi dalam internal pemerintahan Rusia sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan invasi ke Ukraina, Kamis (24/2/2022).
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Keduanya dikabarkan terakhir kali terlihat pada Jumat (11/3/2022), saat Putin mengintruksikan agar persenjataan nuklir disiagakan.
Baca juga: Jurnalis Ukraina Sebut Komandan Tentara Rusia Ditabrak Tank oleh Bawahannya Gara-gara Ini
Baca juga: Putin Tangkap Jenderal Perangnya Sendiri, Disebut Berkhianat hingga Dijadikan Kambing Hitam
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 01.30:
Prediksi Putin Dikudeta
Mantan direktur jenderal Royal United Services Institute, Michael Clarke, menuturkan spekulasi seputar invasi Rusia ke Ukraina.
Ia menyinggung penggulingan kekuasaan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mungkin terjadi dengan cara kudeta.
Dilansir TribunWow.com dari kanal berita Sky News, Rabu (9/3/2022), Clarke menilai Putin telah membuat kesalahan strategis besar-besaran.
Hal ini terlihat dari hambatan yang dialami tentara Rusia untuk menguasai Kiev setelah 13 hari invasi dijalankan.
Sementara Putin dikabarkan mulai depresi karena operasi militer yang dijalankannya tak berjalan sesuai rencana.
Apalagi ditambah tekanan internasional yang menjatuhkan berbagai sanksi ke Rusia.
Hal ini dinilai menjadi jaminan bahwa pemerintahan Putin tak akan berjalan lebih lama lagi.
"Saya pikir Putin sudah selesai, dia akan mundur dengan cepat atau mungkin dalam dua atau tiga tahun," kata Clarke.
"Tidak ada pemulihan dari ini, tidak ada jalan kembali untuknya."
Clarke mengatakan tidak mungkin ada revolusi besar-besaran di Rusia karena tidak ada mekanisme untuk itu.
Dan Putin dianggap masih cukup populer di kalangan warga Rusia biasa di bagian tengah dan timur negara tersebut.
Namun warga kelas menengah cenderung tidak menyukainya.