Konflik Rusia Vs Ukraina
Alami Kemajuan dalam Invasi Ukraina, Pihak Rusia Bocorkan Jumlah Kematian Tentaranya
Situs pemerintah Rusia menampilkan data berupa jumlah tentara yang menjadi korban dalam invasi ke Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Para pasukan yang tewas di Ukraina dikatakan dipindahkan dari Belarus kembali ke Rusia dengan kereta api dan pesawat di tengah malam untuk menghindari menarik perhatian.
Dalam sebuah video yang diposting oleh Radio Free Europe/Radio Liberty, tampak barisan ambulans militer mengemudi melalui kota Homel, Belarus pada awal Maret.
Karyawan di rumah sakit klinis di kawasan itu pun telah mengklaim adanya lebih dari 2.500 mayat telah dikirim kembali ke Rusia pada Minggu (13/3/2022).
Sampai saat ini, jumlah korban yang berjatuhan dari pihak Rusia masih simpang siur.
Militer Ukraina mengatakan bahwa lebih dari 14 ribu tentara Kremlin telah tewas sejak invasi Rusia pada Kamis (24/2/2022).
Sementara itu, intelijen AS menyebutkan perkiraan jumlah kematian pasukan Rusia sekitar 7 ribu orang termasuk 4 mayor jenderal.
Namun sampai saat ini, Kementerian Pertahanan Moskow mengatakan bahwa kurang dari 500 tentaranya telah tewas.
Kini, sejumlah staf rumah sakit dan penduduk di Homel, Belarus, memberikan sejumlah kesaksian mencengangkan.
Seorang penduduk kota Mazyr, Homel, menuturkan adanya tumpukan mayat yang dimasukkan dalam kereta.
"Penumpang di stasiun kereta Mazyr terkejut dengan jumlah mayat yang dimuat di kereta. Setelah orang-orang mulai merekam video, militer menangkap mereka dan memerintahkan mereka untuk menghapusnya," tutur warga setempat.
Seorang dokter di rumah sakit utama kota Mazyr menuturkan penumpukan mayat tentara Rusia itu sempat menarik perhatian warga.
Namun kemudian, praktik tersebut dilakukan pada malam hari untuk menghindari penyebaran informasi.
"Tidak cukup ahli bedah. Sebelumnya, mayat diangkut dengan ambulans dan dimuat di kereta Rusia. Setelah seseorang membuat video tentangnya dan tersebar di Internet, mayat-mayat itu dimuat di malam hari agar tidak menarik perhatian," tutur sang dokter.
Sementara, dokter lain menggambarkan adanya kekhawatiran yang berkembang di antara penduduk setempat terkait kekurangan obat-obatan dan obat anti-tetanus.
Tetanus adalah penyakit umum yang menimpa tentara yang menderita pecahan peluru dan luka tembak.