Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Bongkar Bukti Keterlibatan AS Dalam Lab Pengembangan Patogen Berbahaya di Ukraina
Pihak Rusia akhirnya menunjukkan data-data yang bisa membuktikan keterlibatan Amerika Serikat dalam pendanaan 30 laboratorium rahasia di Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Pihak Rusia akhirnya menunjukkan data-data yang bisa membuktikan keterlibatan Amerika Serikat dalam pendanaan 30 laboratorium rahasia di Ukraina.
Menurut pemerintah Rusia, AS telah menggelontorkan dana sebesar 32 juta USD atau sekira Rp 450 miliar.
Perjanjian kerjasama itu pun telah dilakukan oleh militer AS dan Kementerian Kesehatan Ukraina sejak tahun 2009 silam.

Baca juga: Presiden Chechnya Kadyrov Syok atas Penemuan Lab Rahasia AS di Ukraina: Mereka Penjajah Sebenarnya
Baca juga: Rusia Sebut Ukraina Panik Musnahkan Patogen Berbahaya di Lab yang Didanai AS
Dilansir TribunWow.com dari kanal berita RIA Novosti, Kamis (17/3/2022), kementerian pertahanan mempresentasikan bukti kerja sama Amerika Serikat dan Ukraina dalam produksi senjata biologis.
"Kami percaya bahwa komponen senjata biologis dibuat di wilayah Ukraina,” kata Letnan Jenderal Igor Kirillov, kepala Pasukan Perlindungan Radiasi, Kimia dan Biologi (RCBZ) Angkatan Bersenjata Rusia.
Ia juga menunjukkan dokumen bertanggal 6 Maret 2015 yang mengonfirmasi pendanaan langsung Pentagon untuk pembiayaan proyek militer biologi di Ukraina.
"Saya menarik perhatian anda pada fakta bahwa kesepakatan tentang aktivitas biologis bersama telah dibuat antara departemen militer AS dan Kementerian Kesehatan Ukraina," tutur Kirillov.
"Namun, penerima sebenarnya dari dana tersebut adalah laboratorium Kementerian Pertahanan Ukraina yang berlokasi di Kiev, Odessa, Lvov dan Kharkiv. Total dananya 32 juta dolar."
Kepala pasukan RCHBZ mencatat bahwa salah satu kurator proyek ini adalah kepala kantor DTRA (Badan Pengurangan Ancaman Pertahanan AS) di Kedutaan Besar AS di Kiev, Joanna Wintrall.
Kirillov menambahkan bahwa laboratorium Ukraina adalah pelaksana utama proyek P-782 yang penularan penyakit melalui kelelawar.
Selain itu, penelitian tersebut bersifat sistemik dan telah dilakukan setidaknya sejak 2009 di bawah pengawasan langsung spesialis dari Amerika Serikat dalam kerangka proyek P-382, P-444 dan P-568.
Menurutnya, selama ini, para ilmuwan telah mengidentifikasi enam jenis virus, termasuk Virus Corona, dan tiga jenis bakteri patogen yang sebarkan wabah, brucellosis, dan leptospirosis.
"Ini karena karakteristik utama dari patogen ini yang membuatnya mudah menyebabkan infeksi: resistensi obat, penyebaran cepat dari hewan ke manusia, dan sebagainya," jelas Kirillov.
Baca juga: Zelensky Bantah Keras Klaim Rusia soal Penemuan Senjata Pemusnah Massal di Ukraina: Saya Ayah 2 Anak
Baca juga: Rusia Dikhawatirkan akan Gunakan Senjata Biologis, Buntut Isu Penemuan Laboratorium AS di Ukraina
Selain itu, kepala pasukan RCBZ berbicara tentang penelitian yang dilakukan di Kharkiv.
"Sebagai bagian dari proyek Flu-Fly-Way, Institut Kedokteran Hewan Kharkiv mempelajari burung liar sebagai vektor untuk penularan flu burung yang sangat menular," tutur Kirillov.
"Pada saat yang sama, kondisi dinilai di mana proses penularan dapat menjadi tidak terkendali, menyebabkan kerusakan ekonomi, dan menciptakan risiko keamanan pangan."
Jenderal Rusia itu juga mencatat bahwa Kementerian Pertahanan memiliki bukti transfer biosampel yang diproduksi di Ukraina ke negara-negara dunia ketiga, termasuk juga Jerman, Inggris Raya dan Georgia.
Kebocoran atau percobaan penelitian tersebut diduga pernah dilakukan pemerintah Ukraina pada warga di sekitar negaranya.
Kirillov mengatakan bahwa pada 2018 di wilayah Donetsk, lebih dari 70 orang meninggal karena jenis tuberkulosis yang resistan terhadap berbagai obat.
"Data ini telah dikonfirmasi oleh spesialis Rospotrebnadzor. Selama wabah massal yang tercatat di daerah pemukiman Peski, lebih dari 70 kasus penyakit terdeteksi, yang berakhir dengan kematian cepat," tuding Kirillov.
"Ini mungkin mengindikasikan infeksi yang disengaja, atau kebocoran patogen yang tidak disengaja dari salah satu laboratorium biologi yang terletak di wilayah Ukraina."
Menurutnya, Kementerian Pertahanan juga menghubungkan beberapa wabah penyakit yang signifikan secara ekonomi di Rusia dengan pekerjaan laboratorium biologi ini.
"Baru pada tahun 2021, kerugian akibat flu burung yang sangat menular mencapai 1,7 miliar rubel (sekira Rp 235 miliar), karena 6 juta ekor unggas harus dimusnahkan."
"Pada saat yang sama, di negara-negara Eropa, kerugian industri pertanian mencapai sekitar 2 miliar euro (sekitar Rp 31,7 miliar)."(TribunWow.com)