Konflik Rusia Vs Ukraina
Ungkit Kesaksian Pengungsi, Rusia Minta Media Barat Adil Beritakan Ukraina: Setop Sebar Kebohongan
Pemerintah Rusia mengklaim ada seorang pengungsi dari Ukraina menceritakan bagaimana warga sipil di Ukraina ditawan oleh kelompok ultra nasionalis.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Sekira 20 bayi kini ditempatkan di shelter tersebut.
Baby sitter yang mengurus para bayi tersebut terdiri dari campuran suster, juru masak, hingga petugas cleaning service.
Di setiap bayi dituliskan sebuah kertas berisi catatan kapan terakhir kali bayi itu diberi susu.
Selain mengurus kapan bayi harus minum susu, para baby sitter juga harus mengganti popok para bayi itu.
"Tidak semuanya bisa datang.... semua bandara ditutup jadi orangtua mereka tidak bisa datang menjemput," ujar seorang suster.
"Kami tidak bisa meninggalkan mereka," kata babysitter yang lain.
"Kami harus mengurus mereka. Kami mencintai mereka seperti keluarga kami sendiri," ujarnya.
Dilansir TribunWow.com dari The Associated Press, Selasa (14/3/2022), di sisi lain, tiga bayi prematur berbaring berdampingan, terbungkus selimut di sebuah rumah sakit di kota Mariupol, Ukraina.
Bayi-bayi tersebut ditinggalkan oleh orang tuanya yang tidak bisa merawat mereka di tengah perang.
Hingga saat ini, tak diketahui siapa orang tua bayi-bayi tersebut, pun nasib mereka.
Sementara di rumah sakit yang sama, mayat orang-orang yang terbunuh akibat penyerangan Rusia dibaringkan dan dibungkus selimut.
Saking banyaknya, mayat-mayat tersebut diletakkan menumpuk di dinding bangunan sebelum nantinya dimakamkan jika serangan telah mereda.
Sementara itu, di ibukota Ukraina, Kiev, sebuah gedung apartemen yang terkena peluru artileri Rusia terbakar hebat.
Seorang petugas pemadam kebakaran terlihat menghibur wanita yang baru saja diselamatkan, sementara wanita lain yang turut menjadi korban dari serangan itu berteriak ngeri.
Ini adalah gambar orang-orang tak berdosa yang terperangkap dalam pertempuran pada hari ke-20 serangan Rusia di Ukraina.