Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ungkit Kesaksian Pengungsi, Rusia Minta Media Barat Adil Beritakan Ukraina: Setop Sebar Kebohongan

Pemerintah Rusia mengklaim ada seorang pengungsi dari Ukraina menceritakan bagaimana warga sipil di Ukraina ditawan oleh kelompok ultra nasionalis.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Twitter/@Dmytrokuleba
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengunggah foto sebelum dan sesudah gedung teater di Mariupol dibombardir oleh pasukan Rusia. Pemerintah Rusia sendiri membantah telah melakukan serangan tersebut. 

TRIBUNWOW.COM - Baru-baru ini pemerintah Ukraina menyebut sebuah gedung teater yang ada di Mariupol, Ukraina telah dibombardir oleh pasukan militer Rusia pada Rabu (16/3/2022).

Pemerintah Ukraina menyampaikan gedung teater tersebut saat ini dimanfaatkan sebagai tempat penampungan warga sipil.

Menanggapi informasi ini, pemerintah Rusia telah memberikan bantahan.

Baca juga: Beredar Video Misil Pasukan Rusia Bunuh 10 Warga Ukraina yang Sedang Antre Beli Roti

Baca juga: Kisah Horor Relawan Perang Ukraina, Dihajar Agen Rahasia hingga Lihat Mayat Tentara Rusia Dipajang

Dikutip TribunWow.com dari Tass.com, kini pemerintah Rusia meminta agar media-media barat termasuk media di Amerika Serikat (AS) tidak berat sebelah saat meliput konflik di Ukraina.

Pernyataan ini disampaikan oleh Kedutaan Besar Rusia untuk AS di Washington.

Kedubes Rusia untuk AS menyoroti bagaimana pemerintahan Rusia saat ini terus-terusan menjadi korban disinformasi dan berita bohong.

"Berdasarkan Kementerian Pertahanan Rusia, pada 16 Maret sore, angkatan udara Rusia tidak menjalankan misi apapun terkait serangan di wilayah Mariupol," ujar Kedubes RUsia.

Kedubes Rusia lalu menyatakan memiliki bukti informasi berupa pengungsi yang berhasil keluar dari Mariupol menceritakan bahwa warga sipil yang ada di sana kini justru ditawan oleh kelompok ultra nasionalis Ukraina batalion Azov.

Pemerintah Rusia kemudian meyakini dalang di balik serangan di gedung teater tersebut adalah batalion Azov untuk memprovokasi.

"Kami minta media berhenti menyebar kebohongan dan mulai meliput kejadian di Ukraina secara objektif," tegas Kedubes Rusia.

Kedubes Rusia lalu menyarankan, jika publik ingin informasi yang kredibel maka bisa mencari sumber dari pihak Rusia, Kementerian Luar Negeri Rusia, Kementerian Pertahanan Rusia, dan Kedubes Rusia.

Sebelumnya diberitakna, sempat menyerang rumah sakit bersalin dan apartemen penduduk, pasukan militer Rusia kini disebut bertanggung jawab atas serangan terhadap sebuah gedung teater yang digunakan sebagai tempat berlindung warga sipil.

Serangan ini disebut terjadi di Mariupol, pada Rabu (16/3/2022).

Otoritas Ukraina menyampaikan, gedung teater itu digunakan sebagai tempat berlindung anak-anak hingga ibu hamil.

Masih belum diketahui ada berapa korban akibat serangan tersebut.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved