Konflik Rusia Vs Ukraina
Ungkit Kesaksian Pengungsi, Rusia Minta Media Barat Adil Beritakan Ukraina: Setop Sebar Kebohongan
Pemerintah Rusia mengklaim ada seorang pengungsi dari Ukraina menceritakan bagaimana warga sipil di Ukraina ditawan oleh kelompok ultra nasionalis.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Wakil Walikota Mariupol, Sergei Orlov menyampaikan ada sekira 1.200 warga sipil yang berlindung di gedung teater tersebut.
Sejauh ini sudah ada 2.400 warga Ukraina yang terbunuh di Mariupol sejak dimulainya invasi Rusia pada 24 Februari 2022 lalu.
Diperkirakan ada 300 ribu warga sipil yang terperangkap di Mariupol tanpa suplai air bersih dan energi.
Menurut keterangan dewan kota Mariupol, Rusia menyerang gedung teater tersebut menggunakan bom dari pesawat tempur.
Lewat akun media sosialnya, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba menampilkan foto gedung teater di Mariupol sebelum dan sesudah serangan pasukan Rusia.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia telah membantah pasukan Rusia menghancurkan gedung teater tersebut.
Dalam foto yang diunggah oleh Kuleba tampak gedung teater hancur lebur hanya tersisa puing-puing.
Pemerintah Rusia justru menuding hancurnya gedung teater tersebut adalah ulah kelompok ultra nasionalis Ukraina yakni Batalion Azov.
Di sisi lain, nasib malang dialami oleh puluhan bayi tak berdosa di Ukraina.
Di tengah gempuran pasukan militer Rusia, para bayi tersebut terpaksa dipindahkan ke shelter bawah tanah di Kyiv/Kiev.
Puluhan bayi tersebut merupakan bayi surrogate atau bayi titipan dari orangtua asli mereka.

Baca juga: Ini Kabar Terbaru Bocah 11 Tahun Asal Ukraina yang Mengungsi Sendirian
Baca juga: Pemerintah Ukraina Berduka atas Tewasnya Ibu dari 12 Anak saat Berperang Lawan Pasukan Rusia
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, Ukraina merupakan pusat fasilitas yang menyediakan jasa surrogate mother atau ibu pengganti.
Hukum di Ukraina melegalkan bagi seorang wanita untuk menerima donor sperma guna melahirkan bayi yang dititpkan oleh donorer.
Saat ini puluhan bayi titipan tersebut terjebak di sebuah shelter di Kyiv.
Orangtua para bayi yang berasal dari berbagai negara di dunia kini belum bisa datang mengambil anak mereka.