Konflik Rusia Vs Ukraina
Sebut Sampah dan Pengkhianat, Putin Ancam Warga Rusia yang Menentang Perang Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan tindakan represif untuk mengatasi berkembangnya sentimen anti perang yang digaungkan warganya sendiri.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Hanya saja, Ovsyannikova merasa lega lantaran pesan yang dibawanya bisa tersampaikan secara luas.
"Saya prihatin dengan keselamatan saya, jika saya jujur. Saya percaya pada apa yang saya lakukan, tetapi sekarang saya memahami skala masalah yang harus saya tangani," beber Ovsyannikova.
Saat melakukan aksinya, Ovsyannikova rupanya sempat tidak yakin akan mampu melewati protes sampai saat-saat terakhir.
Apalagi, ia harus melewati beberapa lapisan keamanan agar dapat tampil di depan kamera sembari membawa kertas berisi tulisan penolakan perang.
"Itu benar-benar menakutkan, menakutkan bahkan bukan kata untuk itu," ujar Ovsyannikova.
"Saya tidak yakin apakah saya bisa melewatinya dengan benar sampai saat terakhir."
"Di Channel One dan program berita utama di negara ini, ada beberapa lapisan keamanan, dan tidak mudah untuk masuk ke studio."
"Dan ada anggota penegak hukum yang duduk tepat di depan studio yang memastikan bahwa insiden semacam ini tidak terjadi. Saya tidak akan merinci karena itu adalah celah dalam pengaturan keamanan Channel One."
Putin menggunakan saluran pemerintah untuk menyiarkan kabar mengenai kondisi Rusia saat ini.
Melalui siaran berita, pemerinya menyebut agresi ke Ukraina sebagai 'operasi militer khusus' alih-alih 'perang' atau 'invasi'.
Putin juga telah membantah adanya korban tewas, dan berusaha menggambarkan Ukraina sebagai agresor.
Ia juga menetapkan aturan baru dengan mengenakan hukuman 15 tahun penjara bagi siapa saja yang menentang.
Tapi Ovsyannikova memutuskan untuk melanggar hukum pada Senin malam, menyerbu ke siaran langsung Channel One yang dikendalikan negara sambil melambaikan tanda anti-perang.
Tindakan pembangkangan Ovsyannikova yang luar biasa terhadap Putin dengan cepat menjadi viral, memenangkan pujian dari para pemimpin dunia dan memicu seruan agar dia dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian.
Tapi begitu dia ditangkap, ada ketakutan dia akan menghilang, seperti yang terjadi pada sejumlah kritikus Kremlin.(TribunWow.com/Via)