Konflik Rusia Vs Ukraina
Bahayakan Warga Sipil, Rusia Kini Dituding Sengaja Pakai Senjata Model Lama
Pemerintah Inggris menyebut Rusia saat ini lebih memilih untuk tidak menggunakan senjata modern.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Tiga minggu berlalu, Rusia masih terus melakukan serangan di Ukraina.
Meskipun diskusi damai beberapa kali terus terjadi, konflik antara Rusia dan Ukraina masih terus terjadi dan semakin memanas.
Saat ini Rusia dituding secara sengaja tidak menggunakan senjata modern.
Baca juga: Ini Kabar Terbaru Bocah 11 Tahun Asal Ukraina yang Mengungsi Sendirian
Baca juga: Kisah Horor Relawan Perang Ukraina, Dihajar Agen Rahasia hingga Lihat Mayat Tentara Rusia Dipajang
Dilansir TribunWow.com, informasi ini disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Inggris lewat akun Twitter-nya @Defence HQ, Kamis (17/3/2022).
Berdasarkan cuitan Kemenhan Inggris, hingga Rabu (16/3/2022), berdasarkan data dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) terdapat ada 1.900 warga sipil yang menjadi korban perang, 726 di antaranya adalah korban tewas.
Namun jumlah korban jiwa di lapangan diprediksi lebih besar dibandingkan yang terdata.
Informasi selanjutnya adalah pasukan militer Rusia disebut telah gagal merebut Ukraina sesuai rencana awal mereka.
Kegagalan ini diketahui mendorong Rusia untuk menggunakan senjata model lama atau lawas untuk menyerang Ukraina.
Senjata model lama ini diketahui lebih berbahaya bagi warga sipil karena tidak seakurat senjata modern.
Dilansir TribunWow.com, Rabu (16/3/2022), berikut sejumlah peristiwa yang terjadi dalam perang antara Rusia dan Ukraina hari ke-21, dikutip dari The Guardian, sebuah bangunan tempat tinggal 12 lantai di Kiev telah rusak setelah terkena tembakan Rusia pagi ini.
Layanan darurat negara Ukraina mengabarkan bahwa kota terbesar kedua di Ukraina Kharkiv juga mengalami serangan semalam.
Dua orang dipastikan tewas dan dua bangunan tempat tinggal hancur akibat serangan tersebut.
Di kota Mariupol, pasukan Rusia dilaporkan telah menyandera pasien dan staf medis sebuah rumah sakit.
Menurut BBC, wakil walikota Sergei Orlov mengatakan ada 400 orang di rumah sakit.
"Tentara Rusia menggunakan pasien dan dokter kami seperti sandera," ujar Sergei Orlov.