Konflik Rusia Vs Ukraina
Kunjungi Tentara Ukraina yang Terluka, Zelensky Diajak Selfie hingga Berikan Hadiah Ini
Presiden Ukraina Zelensky melakukan kunjungan ke rumah sakit militer yang merawat tentara yang terluka akibat konflik lawan pasukan Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Dua minggu lebih berlalu, konflik antara Rusia dan Ukraina masih terus terjadi sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memulai invasi pada 24 Februari 2022 lalu.
Di tengah perang yang terjadi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyempatkan diri melakukan kunjungan ke sebuah rumah sakit militer.
Zelensky di sana menemui para tentara Ukraina yang mengalami luka-luka akibat perang melawan pasukan Rusia.

Baca juga: Sukarela Ikut Perangi Pasukan Rusia, Remaja di Ukraina Akui Tetap Tak Mau Mati demi Negaranya
Baca juga: 1 Jam Presiden Ukraina Berbicara dengan PM Israel, Zelensky Minta Dibantu Menyelamatkan Tawanan
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, Senin (14/3/2022), dalam video pendek itu tampak Zelensky menyapa para prajurit yang terluka.
"Selamat siang. Semoga kalian sehat selalu. Bagaimana keadaan kalian nak?" tanya Zelensky.
"Baik," ucap seorang tentara yang berbaring di kasur.
Ketika melakukan kunjungan, seorang tentara Ukraina yang sedang dirawat mengajak sang presiden untuk selfie bersama.
Dengan sigap Zelensky memenuhi permintaan tentara tersebut.
Tidak hanya selfie, Zelensky juga menyempatkan diri berbincang-bincang dengan tentara yang terluka.
Kemudian Zelensky turut memberikan penghargaan berupa medali ke tentara hingga tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut.
Saat mengunjungi seorang tentara yang terluka parah, Zelensky tampak memberikan semangat.
Tentara yang terluka itu kemudian menjawab Zelensky hanya dengan mengangkat dan mengepalkan tangannya.
Baca juga: Dapat Banyak Bantuan dari Negara Barat, Presiden Ukraina Yakin Tidak Ada yang Gratis
Di sisi lain, Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov menuding lawannya menggunakan taktik psikologi tak bermoral.
Pihak Ukraina disebut telah menyebarkan informasi palsu pada kerabat pasukan Rusia dan Chechnya yang maju ke medan perang.
Kadyrov pun menantikan akhir memalukan dari pasukan nasionalis Ukraina yang dijulukinya dengan sebutan Bandera.
Dilansir TribunWow.com dari kanal media Rusia RIA Novosti, Kamis (10/3/2022), Kadyrov menuturkan taktik kotor yang dilakukan Ukraina.
Ia menyinggung geng Bandera, atau pasukan Neo Nazi yang diklaim telah menguasai Ukraina.
Dikatakan bahwa pasukan Ukraina menggunakan database telepon umum, dan menelepon kerabat para personel militer.
Para kerabat kemudian diberitahu mengenai kabar palsu yang menyebut kematian tentara tersebut.
"Geng-geng Bandera telah menjadi sangat lemah secara moral dan fisik sehingga mereka menggunakan metode pengaruh psikologis yang paling keji dan mendasar," ujar Kadyrov.
"Mereka menggunakan database telepon umum, menelepon kerabat personel militer dan memberi tahu mereka tentang kematian keluarganya."
"Tentu saja, ini tidak benar, tetapi terkadang kerabat tidak dapat menghubungi prajurit, karena dia sedang dalam misi penting dan tidak dapat menggunakan komunikasi seluler."
Baca juga: Pemerintah Ukraina Klarifikasi Info Intelijennya soal Pasukan Rusia Tembaki Rombongan Pengungsi
Kadyrov mengaku memiliki bukti berupa data jejak teknologi digital panggilan tersebut.
"Ketahuilah bahwa di era teknologi digital tidak mungkin melakukan tindakan keji seperti itu tanpa meninggalkan jejak," kata Kadyrov.
"Kami memiliki catatan dan data lain yang memungkinkan untuk mengidentifikasi telepon dari setan-setan yang berbahasa Chechnya itu."
"Dan kita kan menuntut balas atas mereka. Orang-orang Chechnya tahu bagaimana menuntut balas bahkan setelah beberapa dekade."
Kadyrov masih memegang prinsip bahwa pasukannya dan tentara Rusia datang untuk menyelamatkan rakyat Ukraina.
Ia menekankan bahwa kedatangan pasukan Rusia adalah untuk melindungi warga.
"Warga diberikan bantuan kemanusiaan, medis, dan psikologis dengan tepat waktu. Melindungi penduduk sipil adalah salah satu tugas terpenting, dan tentara kami siap melindungi kedamaian warga dengan mengorbankan nyawa mereka," kata Kadyrov.
Kadyrov menambahkan bahwa para pejuang Chechnya dengan percaya diri bergerak maju, membebaskan pemukiman satu per satu.
Ia yakin tak lama lagi pasukan Ukraina akan menghadapi akhir memalukan dari peperangan tersebut.
"Orang-orang kami sering mendengar dari penduduk tentang kegiatan kriminal batalyon nasional Ukraina , tentang bagaimana mereka menggunakan warga sebagai perisai manusia, hingga memasang sistem rudal anti-pesawat di daerah pemukiman," tutur Kadyrov.
"Tidak diragukan lagi, masing-masing dari mereka akan menerima hukumannya sendiri. Segera kaum nasionalis akan terpojok, di mana mereka pasti akan menemui akhir yang memalukan," pungkasnya.
Zelensky Presiden Boneka
Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov menuding Presiden Rusia Volodymyr Zelensky tak mampu melakukan tugasnya.
Ia menyebut Volodymyr Zelensky sebagai boneka yang digerakkan Bandera, Neo Nazi dan setan.
Kadyrov yang diketahui dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin itu juga mengkritik Volodymyr Zelensky atas upaya evakuasi warga asing.
Dikutip TribunWow.com dari media Rusia Ria Novosti, Selasa (8/3/2022), Kadyrov menuding Zelensky tak bisa melakukan kewajibannya dengan baik.
Ia merujuk pada evakuasi warga asing dari Ukraina yang hingga kini masih menemui hambatan.
Menurut laporan, ada sejumlah warga asing yang masing berada di lokasi konflik.
Bahkan, beberapa di antaranya mengaku mendapat perlakuan rasis ketika hendak mengungsi ke perbatasan Ukraina.
"Jika Zelensky tidak dapat mengatur evakuasi setidaknya sekelompok warga asing, lalu presiden macam apa dia?," tulis Kadyrov di kanal resmi Telegramnya.
"Lagi pula, dialah yang terutama bertanggung jawab atas mereka."
Menurut Kadyrov, Zelensky tak memiliki kompetensi sebagai presiden.
Ia juga menyebut mantan komika tersebut sebagai presiden boneka yang digerakkan Bandera, Neo Nazi dan 'Setan'.
"Fakta ini sudah jelas menunjukkan bahwa dia adalah bukan presiden sama sekali, dan boneka sebenarnya ada di tangan Bandera, Neo Nazi, dan set*n," ujar Kadyrov.
Dia mengimbau perwakilan dari otoritas Ukraina dan tentara dengan seruan untuk berpikir lebih hati-hati.
Dalam pernyataannya, Kadyrov mengisyaratkan bahwa pihak Ukraina sengaja menawan pengungsi dan warga asing.
Ia pun meminta otoritas Ukraina untuk membebaskan para pengungsi keluar mencari suaka.
"Bagaimanapun, kami akan mengikuti perintah dan menghabisi Bandera. Tapi Zelensky, pemerintah Ukraina, Rada, Angkatan Bersenjata Ukraina, semua perwakilan tentara dan pemerintah harus berpikir dengan hati-hati lagi," tulis Kadyrov.
"Jika kalian memiliki setidaknya sedikit akal dan rasa kemanusiaan yang tersisa, ubahlah pikiran dan biarkan orang asing dan para warga keluar."
"Biarkan mereka pergi ke tempat yang aman," pungkasnya.
Kadyrov juga meminta NATO , OSCE dan PBB untuk campur tangan dalam situasi dengan koridor kemanusiaan di Ukraina.
Jika tidak, tanggung jawab terhadap apa yang akan terjadi, jatuh di tangan mereka. (TribunWow.com/Anung/Via)