Konflik Rusia Vs Ukraina
Terungkap Cara Rusia Rekrut Tentara Bayaran untuk Hadapi Ukraina, Ada Kelompok Wagner
Baru-baru ini terungkap cara Rusia merekrut kelompok tentara bayaran untuk menghadapi Ukraina. Ini penjelasannya.
Editor: Rekarinta Vintoko
Sebelumnya, orang-orang yang punya catatan kriminal tidak bisa bergabung menjadi tentara bayaran.
Orang yang lahir di luar Rusia sebelumnya tidak bisa bergabung karena kesetiaan mereka diragukan.
Dia mengatakan para tentara bayaran yang baru direkrut ini tidak lagi disebut tentara Wagner, tapi dengan nama-nama lain seperti 'Elang'.
Sebutan-sebutan itu menunjukkan kecenderungan baru-baru ini dalam menjauhi reputasi kelompok Wagner karena "merek itu sudah tercemar", kata Candace Rondeaux, professor kajian Rusia Eurasia, dan Eropa Timur dari Arizona State University.
Baca juga: Viral Video Wali Kota Melitopol Ukraina Diculik Tentara Rusia, Zelensky Geram: Tahap Teror Baru
Kelompok Wagner berulang kali dihadapkan pada tuduhan pelanggaran HAM dan kejahatan perang dalam operasi tempur di Suriah dan Libia.
Sumber-sumber BBC mengatakan tentara bayaran yang baru direkrut menerima pelatihan di markas Wagner di Mol'kino, bagian selatan Rusia.
Lokasinya berada persis di sebelah pangkalan militer Rusia.
Upaya perekrutan tentara bayaran tidak hanya digencarkan di grup-grup percakapan privat, tapi juga dilangsungkan secara umum.
Sebuah laman yang menyebut diri mereka sebagai spesialis dalam kegiatan keamanan, mengunggah iklan di media sosial Rusia, VK, pada pekan pertama invasi ke Ukraina. Iklan itu mencari "petugas keamanan" dari negara-negara bekas Uni Soviet untuk ditempatkan di "negara tetangga".
Para pakar militer menilai itu adalah rujukan untuk Ukraina.
Ada "kebutuhan petempur yang tinggi" dan agar bisa berpengaruh di medan tempur "mereka perlu ribuan tentara bayaran", kata Jason Blazakis, peneliti senior dari lembaga kajian Soufan Centre yang berbasis di AS.
Pada Jumat (11/03), Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan terdapat 16.000 petempur dari Timur Tengah telah bersukarela untuk bertempur bersama tentara Rusia.
Presiden Vladimir Putin lantas memberikan perintah yang mengizinkan para petempur dari Timur Tengah dikerahkan dalam pertempuran di Ukraina.
Dilaporkan ada sekitar 400 petempur dari kelompok Wagner yang sudah berada di Ukraina.
Kelompok Wagner pertama kali diidentifikasi pada 2014, saat mendukung milisi separatis pro-Rusia dalam konflik di bagian timur Ukraina.