Konflik Rusia Vs Ukraina
Kesal Dikenai Sanksi oleh Inggris, Mimpi Presiden Chechnya Kadyrov Jalan-jalan di London Kandas
Presiden Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov mengecam larangan berkunjung yang diterapkan Inggris kepadanya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Presiden Republik Checnya, Ramzan Kadyrov mengecam larangan berkunjung yang diterapkan Inggris kepadanya.
Ia menjadi beberapa individu yang dimasukkan dalam daftar hitam sebagai bentuk sanksi terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
Rupanya, Kadyrov kesal lantaran mimpinya untuk dapat berjalan-jalan dan menikmati kota London kini kandas sudah.

Baca juga: Presiden Chechnya Kadyrov Syok atas Penemuan Lab Rahasia AS di Ukraina: Mereka Penjajah Sebenarnya
Baca juga: Diinterogasi Agen Ukraina, Sukarelawan Asal Inggris Ngaku Kepalanya Dipukuli hingga Pusing
Dilansir TribunWow.com melalui kanal berita Rusia RIA Novosti, Kamis (10/3/2022), pernyataan tersebut disampaikan Kadyrov melalui saluran telegram pribadinya.
Ia mengaku bermimpi mengunjungi Inggris, tetapi kini telah kehilangan kesempatan tersebut.
Pasalnya, Kadyrov dinyatakan sebagai satu dari antara individu yang dijatuhi sanksi Inggris dan dilarang masuk ke negara tersebut.
Hal ini terkait kedekatannya pada Presiden Rusia Vladimir Putin dan pengiriman pasukan Chechnya untuk membantu invasi ke Ukraina.
"Saya menganggap mimpi ini begitu berharga. Hanya untuk berada di sana. Jalan-jalan keliling London, menikmati pemandangan Thames dari Tower Bridge, melihat Big Ben dan Istana Buckingham, mengelilingi Trafalgar Square," tulis Kadyrov.
Ia pun mengakui bahwa mimpi tersebut tampaknya kini akan sulit dicapai.
Kadyrov mengaku kehilangan arah setelah keinginan yang diidamkan tersebut kandas.
"Apa yang harus aku lakukan ke depannya? Bagaimana aku akan menjalani hidup?," tutur Kadyrov.
Dia mengutuk pihak berwenang Inggris dan menyarankan untuk tidak membuatnya terpojok.
"Anda tidak membiarkan mimpi menjadi kenyataan dari seorang turis yang hanya ingin datang dan terjun ke dunia Shakespeare dan Sherlock Holmes," pungkas Kadyrov.
Baca juga: Bersedia Pertemukan Putin dan Zelensky, Kadyrov Tuntut Jabatan Presiden Ukraina Diganti Sosok Ini
Baca juga: Dapatkah Putin Dituntut atas Kejahatan Perang Rusia terhadap Ukraina? Berikut Penjelasannya
Kadyrov Tuding Zelensky Presiden Boneka
Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov menuding Presiden Rusia Volodymyr Zelensky tak mampu melakukan tugasnya.
Ia menyebut Volodymyr Zelensky sebagai boneka yang digerakkan Bandera, Neo Nazi dan setan.
Kadyrov yang diketahui dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin itu juga mengkritik Volodymyr Zelensky atas upaya evakuasi warga asing.
Dikutip TribunWow.com dari media Rusia Ria Novosti, Selasa (8/3/2022), Kadyrov menuding Zelensky tak bisa melakukan kewajibannya dengan baik.
Ia merujuk pada evakuasi warga asing dari Ukraina yang hingga kini masih menemui hambatan.
Menurut laporan, ada sejumlah warga asing yang masing berada di lokasi konflik.
Bahkan, beberapa di antaranya mengaku mendapat perlakuan rasis ketika hendak mengungsi ke perbatasan Ukraina.
"Jika Zelensky tidak dapat mengatur evakuasi setidaknya sekelompok warga asing, lalu presiden macam apa dia?," tulis Kadyrov di kanal resmi Telegramnya.
"Lagi pula, dialah yang terutama bertanggung jawab atas mereka."
Menurut Kadyrov, Zelensky tak memiliki kompetensi sebagai presiden.
Ia juga menyebut mantan komika tersebut sebagai presiden boneka yang digerakkan Bandera, Neo Nazi dan 'Setan'.
"Fakta ini sudah jelas menunjukkan bahwa dia adalah bukan presiden sama sekali, dan boneka sebenarnya ada di tangan Bandera, Neo Nazi, dan set*n," ujar Kadyrov.
Dia mengimbau perwakilan dari otoritas Ukraina dan tentara dengan seruan untuk berpikir lebih hati-hati.
Dalam pernyataannya, Kadyrov mengisyaratkan bahwa pihak Ukraina sengaja menawan pengungsi dan warga asing.
Ia pun meminta otoritas Ukraina untuk membebaskan para pengungsi keluar mencari suaka.
"Bagaimanapun, kami akan mengikuti perintah dan menghabisi Bandera. Tapi Zelensky, pemerintah Ukraina, Rada, Angkatan Bersenjata Ukraina, semua perwakilan tentara dan pemerintah harus berpikir dengan hati-hati lagi," tulis Kadyrov.
"Jika kalian memiliki setidaknya sedikit akal dan rasa kemanusiaan yang tersisa, ubahlah pikiran dan biarkan orang asing dan para warga keluar."
"Biarkan mereka pergi ke tempat yang aman," pungkasnya.
Kadyrov juga meminta NATO , OSCE dan PBB untuk campur tangan dalam situasi dengan koridor kemanusiaan di Ukraina.
Jika tidak, tanggung jawab terhadap apa yang akan terjadi, jatuh di tangan mereka. (TribunWow.com/Via)