Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rumah Bersalin di Ukraina Hancur Diserang Rusia, Ibu Hamil Ditandu dalam Kondisi Berdarah-darah

Rumah sakit bersalin yang ada di Mariupol ikut menjadi korban serangan udara pasukan militer Rusia.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
BBC.com
Rumah bersalin di Mariupol, Ukraina diserang oleh pasukan militer Rusia, Rabu (9/3/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Setidaknya ada 17 orang mengalami luka-luka seusai pasukan militer Rusia melakukan serangan udara ke sebuah rumah sakit bersalin yang ada di Mariupol, Ukraina, pada Rabu (9/3/2022).

Pada foto yang beredar di media sosial (medsos) tampak kondisi rumah bersalin yang diserang Rusia rusak parah.

Sebagian bangunan rumah bersalin tersebut tampak hancur, sedangkan di bagian luar terdapat puing-puing dan bangkai mobil yang rusak akibat serangan udara Rusia.

Rumah bersalin di Mariupol, Ukraina diserang oleh pasukan militer Rusia, Rabu (9/3/2022).
Rumah bersalin di Mariupol, Ukraina diserang oleh pasukan militer Rusia, Rabu (9/3/2022). (BBC.com)

Baca juga: Presiden Chechnya Kadyrov Syok atas Penemuan Lab Rahasia AS di Ukraina: Mereka Penjajah Sebenarnya

Baca juga: Apotek Rusia Kekurangan Pasokan Obat-obatan, Imbas Sanksi Global akibat Invasi ke Ukraina

Dikutip TribunWow.com dari thesun.co.uk, pada foto yang lain tampak sejumlah wanita mengalami luka-luka keluar dari bangunan yang baru saja diserang oleh Rusia.

Seorang ibu hamil mengalami luka di kaki terpotret sedang ditandu oleh empat pria.

Gubernur regional Donetsk, Pavlo Kyrylenko menjelaskan, dalam serangan itu tidak terdapat kroban jiwa.

Ia mengatakan, serangan dilakukan oleh pihak Rusia saat momen gencatan senjata berlaku.

Di sisi lain, Wakil Wali Kota Mariupol, Serhiy Orlov mengaku tidak menduga Rusia akan menyerang rumah bersalin.

"Kami tidak mengerti bagaimana mungkin di era modern ini terjadi pemboman di rumah sakit anak-anak. Orang-orang tidak dapat percaya ini terjadi," ujar Olrov.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan apa yang dilakukan oleh Rusia adalah kejahatan perang.

Orlov menyampaikan, sejak Mariupol diserang oleh pasukan Rusia, paling tidak ada 1,170 warga sipil tewas di sana.

Sementara itu, Rusia memberikan pembelaan atas serangan udara yang dilakukan pada sebuah kompleks RS Bersalin di Mariupol Ukraina.

Staf Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyinggung pernyataan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres di media sosial.

Pihaknya menyebut bahwa berita tentang pasien yang terkena serangan itu adalah kabar palsu.

Pasalnya, rumah sakit tersebut diklaim telah menjadi markas bagi pasukan radikal Ukraina.

Dilansir TribunWow.com dari kanal berita Rusia, Ria Novosti, Kamis (10/3/2022) Deputi Pertama Perwakilan Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky memberi keterangan di akun Twitter pribadinya.

Ia menunjukkan kabar palsu yang diduga warga sipil diserang di sebuah rumah sakit di Mariupol.

Sebelumnya, Sekjen PBB António Guterres mengecam serangan Rusia di sebuah rumah sakit di Mariupol, tempat perawatan bersalin dan anak-anak berada.

Antonio Guterres mencatat bahwa warga sipil membayar harga tertinggi untuk perang yang tidak ada hubungannya dengan mereka.

Melalui akun Twitter pribadinya, ia menyerukan diakhirinya kekerasan tersebut agar tak ada lagi korban berjatuhan.

Polyansky langsung bereaksi terhadap pernyataan yang diunggah Antonio Guterres tersebut.

“Beginilah lahirnya berita palsu. Dalam pernyataan kami pada 7 Maret, kami memperingatkan bahwa rumah sakit ini telah diubah menjadi fasilitas militer oleh kaum radikal. Sangat mengkhawatirkan bahwa PBB mendistribusikan informasi ini tanpa verifikasi,” tulis Polyansky.

Hal ini telah disinggung Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, Senin (7/3/2022).

"Setelah mengusir seluruh staf rumah sakit bersalin No. 1 di Mariupol, angkatan bersenjata Ukraina menempatkan posisi menembak di dalamnya," kata Vasily Nebenzya.

Prediksi Putin akan Dikudeta

Mantan direktur jenderal Royal United Services Institute, Michael Clarke, menuturkan spekulasi seputar invasi Rusia ke Ukraina.

Ia menyinggung penggulingan kekuasaan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mungkin terjadi dengan cara kudeta.

Dilansir TribunWow.com dari kanal berita Sky News, Rabu (9/3/2022), Clarke menilai Putin telah membuat kesalahan strategis besar-besaran.

Hal ini terlihat dari hambatan yang dialami tentara Rusia untuk menguasai Kiev setelah 13 hari invasi dijalankan.

Sementara Putin dikabarkan mulai depresi karena operasi militer yang dijalankannya tak berjalan sesuai rencana.

Apalagi ditambah tekanan internasional yang menjatuhkan berbagai sanksi ke Rusia.

Hal ini dinilai menjadi jaminan bahwa pemerintahan Putin tak akan berjalan lebih lama lagi.

"Saya pikir Putin sudah selesai, dia akan mundur dengan cepat atau mungkin dalam dua atau tiga tahun," kata Clarke.

"Tidak ada pemulihan dari ini, tidak ada jalan kembali untuknya."

Clarke mengatakan tidak mungkin ada revolusi besar-besaran di Rusia karena tidak ada mekanisme untuk itu.

Dan Putin dianggap masih cukup populer di kalangan warga Rusia biasa di bagian tengah dan timur negara tersebut.

Namun warga kelas menengah cenderung tidak menyukainya.

Sementara para oligarki kini mulai khawatir karena Putin kini mengganggu kemampuan mereka untuk menghasilkan uang.

Pasalnya, akibat invasi ke Rusia, sejumlah perusahaan maupun individu Rusia dikenai sanksi global.

Sementara sejumlah perusahaan internasional yang berkerjasama dengan para taipan itu memilih hengkang dari Rusia.

Belum lagi sanksi pemutusan hubungan antara bank Rusia dengan SWIFT yang menyebabkan transaksi internasional tak bisa dilakukan.

Nilai tukar Rubel pun anjlok besar-besaran sementara sejumlah kerugian diderita negara dan rakyat Rusia.

"Nasib Putin akan menjadi seperi Julius Caesar. Tidak harus berupa pembunuhan fisik, tetapi seseorang akan menusukkan pisau secara politis," ujar Clarke.

"Ketika satu orang melakukannya, mereka semua akan bergabung. Itulah nasib yang sekarang menantinya."

"Dan hanya China yang bisa menyelamatkannya," imbuhnya.

Baca juga: Terungkap Alasan Rusia Kesulitan Invasi Ukraina, Kalah Strategi hingga Kehilangan 860 Alat Militer

Baca juga: Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska Buka Suara, Ungkap Hal Paling Mengerikan dari Dampak Invasi Rusia

(TribunWow.com/Via/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyRumah Sakit
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved