Konflik Rusia Vs Ukraina
Cerita Mahasiswa India Tertahan di Kharkiv karena Serangan Rusia: Tidak Ada yang Menyelamatkan Kami
Satu di antara mahasiswa asal India di Ukraina yang bernama Soumya Thomas (22) menceritakan kondisi saat invasi Rusia.
Editor: Lailatun Niqmah
Tetapi ketika putranya meyakinkannya bahwa ia tidak perlu khawatir, ia mengalah.
Noman sudah terjebak di bunker asramanya selama enam hari dengan sedikit makanan dan air dan "sama sekali tidak ada jalan keluar".
Ansari dan istrinya sekarang sangat terpukul.
"Saya harusnya tidak mendengarkannya," katanya, hampir menangis.
"Tapi siapa yang bisa mengira hal-hal akan berubah secepat ini?"
Ansari berkata ia sudah beberapa kali berusaha menghubungi pejabat kedutaan di India.
Ia bertanya-tanya mengapa pemerintah India perlu waktu lebih lama daripada negara-negara lain untuk mengeluarkan imbauan yang meminta warga negaranya untuk meninggalkan Ukraina.
Pada 15 Februari, Kedutaan Besar India di Ukraina mengatakan warga India yang tidak memiliki pekerjaan penting di negara itu "dapat mempertimbangkan untuk pergi sementara" karena "ketidakpastian" situasi di sana.
Pernyataan ini dikeluarkan empat hingga lima hari setelah pernyataan serupa dari Inggris dan AS, yang mengimbau warga mereka untuk segera meninggalkan negara itu.
Pada 2 Maret, Kedutaan Besar India di Kyiv mengeluarkan pernyataan bagi semua warga negara India di Kharkiv untuk segera pergi.
"Saya hanya ingin melihat putra saya lagi," kata Ansari.
"Setiap kali saya berbicara dengan Noman, ia memohon bantuan. Saya mengatakan kepadanya untuk bertahan, bantuan itu akan datang. Tapi kapan itu akan datang?". (*)
Artikel ini telah tayang di BBC Indonesia dengan judul Ukraina: Kisah mahasiswa India tertahan di Kharkiv di bawah gempuran Rusia - 'Tidak ada yang datang menyelamatkan kami'