Konflik Rusia Vs Ukraina
Warga Kulit Hitam Alami Rasisme di Ukraina saat Mengungsi: Memperlakukan Kami seperti Binatang
Dipukuli hingga dilarang menyeberangi perbatasan, warga non Ukraina yang mau mengungsi alami perlakuan rasis di Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
"Mereka memperlakukan kami seperti binatang, kami disuruh duduk dan berdiri, mendorong kami, memukul dengan tongkat," ungkapnya.
Wanita itu juga menceritakan bagaimana aparat yang berlaku rasis turut menembakkan senjata ke udara untuk membuat takut warga sipil.
Berdasarkan kesaksian wanita itu, perlakuan rasis dialami oleh semua warga non Ukraina.
Saat dihubungi oleh BBC.com, pasukan keamanan Ukraina yang ada di perbatasan belum menjawab
Simak videonya mulai menit awal:
Prajurit Ukraina Tembaki Rumah Warga Sipil
Sebelumnya diberitakan, prajurit dari layanan keamanan Ukraina bersama pasukan ultranasionalis Azov disebut telah melakukan tindakan provokasi menembaki perumahan warga sipil.
Penembakan dilakukan seakan-akan mereka merupakan pasukan militer Rusia.
Informasi ini disampaikan oleh Tass Russian News Agency, media massa yang dikelola oleh pemerintah Rusia.
Menurut petinggi milisi di Republik Donbass, Eduard Basurin, provokasi ini terjadi di Mariupol.
"Pasukan nasionalis Azov saat ini sedang mempersiapkan aksi provokasi di Mariupol melibatkan non kombatan," ujar Basurin.
"Pasukan layanan keamanan Ukraina bersama prajurit dari Azov berencana menembaki rumah warga sipil dan penduduk Mariupol sambil menyamar sebagai pasukan militer Rusia," ungkapnya.
Pasukan Azov sendiri sebelumnya sempat menjadi kontroversi di media sosial (medsos).
Dalam cuitan akun resmi Twitter milik Garda Nasional Ukraina @ng_ukraine, tampak Batalion Azov yang merupakan bagian dari Garda Nasional Ukraina melumuri peluru senjata mereka menggunakan lemak babi.
Peluru tersebut diakui oleh prajurit Batalion Azov untuk melawan pasukan muslim Chechen asal Republik Chechnya yang membantu Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan invasi.