Konflik Rusia Vs Ukraina
Kharkiv Hancur, Rusia Bersikeras Tak Serang Fasilitas Publik Ukraina, Sentil Volodymyr Zelensky
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov buka suara terkait serangan Rusia ke Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
Hingga saat ini, Moskow terus mengakui Volodymyr Zelensky sebagai presiden sah Ukraina.
Sehingga, presiden 44 tahun tersebut dapat mengeluarkan perintah untuk menghentikan resitansi.
"Pemimpin dapat memerintahkan pasukan untuk meletakkan senjata, dan tidak akan ada korban," kata Dmitry Peskov.
Ditanya tentang status pasca-invasi Ukraina dan apa yang diharapkan Rusia dari pemilihannya di masa depan, Dmitry Peskov mengatakan masalah itu tidak ada hubungannya dengan pemerintah Rusia.
"Kremlin tidak dapat memainkan peran dalam mengadakan pemilihan di Ukraina. Itu negara asing," katanya.
Dmitry Peskov menyesalkan upaya Barat untuk menekan Rusia atas serangannya ke Ukraina.
Ia mengklaim bahwa AS telah mendorong sekutu Eropanya yang telah lama dipegang Washington untuk melakukan pembatasan ilegal.
"(Praktik itu) menyebar ke seluruh Eropa seperti infeksi," ujar Dmitry Peskov.
"Moskow tidak akan tunduk pada tekanan," tegasnya seraya menambahkan bahwa Rusia menganggap kebijakan pembalasan itu bersifat sementara.
"Seiring waktu, para pemimpin akan muncul di UE, yang akan memiliki visi yang luas dan menyadari bahwa mereka perlu berkembang bersama dengan bangsa kita. Kami akan bekerja dengan kemungkinan itu dalam pikiran," tutur Dmitry Peskov.
Baca juga: Konvoi Besar-besaran Militer Rusia Terlacak Satelit, Siap Invasi Ukraina di Tengah Upaya Damai
Baca juga: Siap Hadapi Konvoi Pasukan Rusia, Warga Kiev Ukraina: Kami akan Menyambut dengan Bom Molotov
Invasi Rusia ke Ukraina Hari Keenam, Pusat Kota Kharkiv Hancur Total
Misil dan roket Rusia membombardir jantung Kharkiv, kota kedua terbesar di Ukraina.
Penyerangan terjadi di alun-alun kota Kharkiv, Freedom Square (Ploshcha Svobody) yang menghancurkan gedung opera, gedung konser, dan kantor-kantor pemerintah di pusat kota timur laut.
Sedikitnya 20 orang termasuk seorang anak terluka, namun pihak berwenang masih terus berusaha mengklarifikasi jumlah korban tewas.

Dilansir Reuters, Selasa (1/3/2022), Kepala Pemerintahan Regional Kharkiv, Oleg Synegubov, serangan itu juga mengenai pemukiman warga dan gedung pemerintahan.