Konflik Rusia Vs Ukraina
Periksa Bus dan Mobil, Tentara Ukraina Tarik Pria yang Kepergok Kabur: Kembali dan Lawan Rusia
Tentara Ukraina melakukan penyisiran untuk mencari pria Ukraina berusia 18-60 tahun yang mau kabur untuk tetap di Ukraina berperang lawan Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Invasi Rusia ke Ukraina yang terjadi sejak Kamis (24/2/2022) sangat berdampak terhadap warga sipil.
Kengerian dampak invasi Ukraina dialami secara nyata oleh seorang jurnalis lepas (freelance) bernama Manny Marotta.
Lewat akun Twitter nya @UkraineLive2022, Manny menceritakan perjalanannya kabur dari Ukraina ke Polandia untuk menghindari invasi Rusia.

Baca juga: Minta Warganya Lawan Pasukan Rusia, Pemerintah Ukraina Sebarkan Tutorial Rakit Bom
Baca juga: Tak Semua Setuju Putin Invasi Ukraina, Ribuan Warga Rusia Ditangkap saat Protes Anti Perang
Ia menghabiskan waktu kurang lebih 20 jam untuk bisa mencapai Polandia di tengah musim dingin.
Manny bercerita, dalam perjalanan kabur ke Polandia, ia melihat antrean mobil sepanjang 25 kilometer yang berisi orang-orang yang mau kabur dari Ukraina.
Mirisnya sebagian besar mobil tersebut kosong karena ditinggal pemiliknya seusai kehabisan bensin.
Para warga yang kabur terus melanjutkan perjalanan mereka dengan cara berjalan kaki.
Kemudian Manny juga menyaksikan bagaimana efek nyata dari status darurat militer Ukraina.
Seperti yang diketahui, saat ini Ukraina memberlakukan status darurat militer atau martial law.
Dalam status tersebut warga Ukraina berjenis kelamin pria berusia 18-60 tahun diharuskan bergabung dengan pasukan militer Ukraina.
Manny melihat bagaimana pasukan militer Ukraina melakukan pemeriksaan menyetop bus dan mobil yang pergi.
"Mereka menarik semua pria berusia 18-60 tahun untuk bergabung dengan pasukan militer Ukraina," ungkap Manny.
"Di suatu tempat, seorang komisaris berteriak 'ucapkan selamat tinggal untuk anak perempuan mu, ibu mu, dan kekasih mu, kamu harus pulang kembali dan melawan Rusia!'".
Manny juga melihat bagaimana seorang perempuan histeris memohon kepada tentara Ukraina ketika suaminya dipaksa untuk ikut bergabung dengan pasukan militer.
Kemudian Manny juga menceritakan bagaimana ada seorang nenek-nenek sendirian membawa barang bawaan begitu banyak pergi berjalan kaki meninggalkan Ukraina.
Saat ini Manny sendiri telah sampai dengan selamat di Polandia.
"Malam terburuk dan terpanjang di seumur hidupku," ujar Manny.
Tujuan Putin Serang Ukraina
Sebelumnya diberitakan, Putin menerima banyak protes dan kecaman dari berbagai pemimpin dunia setelah mengambil langkah melakukan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022).
Putin sendiri berdalih, agresi yang ia lakukan ke Ukraina dilakukan bukan untuk menduduki negara tersebut melainkan bertujuan melakukan demiliterisasi.
Lantas apa yang sebenarnya diinginkan Putin dalam agresi yang ia lakukan ke Ukraina?
Dikutip dari BBC.com, pada tahun 2014 silam, Putin sempat melakukan invasi ke Ukraina dan menganeksasi Crimea.
Agresi Putin ke Ukraina diketahui dipicu dari sikap Putin dan Rusia yang menolak langkah Ukraina bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau biasa dikenal dengan nama NATO.
Putin menginginkan Ukraina tetap menjadi negara yang netral tidak bergabung dengan kubu barat.
Keberadaan tentara NATO di sekitar Ukraina dianggap oleh Putin sebagai ancaman terhadap Rusia.
Secara garis besar ada tiga hal yang diinginkan oleh Putin dalam agresinya ke Ukraina.
Pertama adalah ingin agar NATO tidak melakukan ekspansi lebih jauh.
Seperti yang diketahui Ukraina adalah negara yang berbatasan langsung dengan Rusia.
Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov menyatakan bahwa Ukraina mutlak tidak boleh menjadi bagian dari NATO.
"Bagi kami, adalah mutlak untuk memastikan Ukraina tidak akan menjadi bagian dari NATO," ujarnya.
Kemudian pada tahun 1994 dulu, Rusia telah menandatangani perjanjian untuk menghormati kedaulatan Ukraina sebagai negara merdeka.
Namun belum lama ini, Putin menjelaskan bahwa Rusia dan Ukraina adalah satu kesatuan.
Ia mengklaim bagaimana Ukraina saat ini adalah hasil pecahan dari Uni Soviet.
Putin juga khawatir apabila Ukraina bergabung dengan NATO, akan ada kemungkinan para anggota NATO bersama Ukraina mencoba kembali merebut Crimea dari Rusia.
Sebagai informasi, NATO dibentuk untuk melindungi anggotanya melalui cara politik dan militer.
Total ada 30 negara yang tergabung di NATO yakni 12 negara pendiri yang terdiri dari Belgia, Kanada, Denmark, Prancis, Islandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Inggris, dan Amerika Serikat.
Kemudian 18 negara lain non pendiri adalah Yunani, Turki, Jerman, Spanyol, Republik Ceko, Hungaria, Polandia, Bulgaria, Estonia, Slovenia, Latvia, Lituania, Rumania, Slovakia, Albania, Kroasia, Montenegro, dan Makedonia Utara.
Media Rusia Beritakan Ukraina Ditinggal Sendirian
Satu hari telah berlalu sejak Rusia melakukan operasi militer di Ukraina sejak Kamis (24/2/2022).
Pada Jumat (25/2/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mencurahkan perasaannya yang merasa dibiarkan sendirian menghadapi Putin dan pasukan Rusia.
Diberitakan oleh media asal Rusia yakni Rusia Today (RT), Zelensky saat ini siap untuk mengambil posisi netral di antara NATO dan Rusia.

Baca juga: Ini Cara AS Serang Putin, Bekukan Aset 1 Triliun Dolar hingga Sengsarakan Keluarga Elite Rusia
Dituliskan bahwa Presiden Ukraina menyebut Kiev saat ini ditinggal sendirian untuk bertahan setelah NATO "takut" untuk memberikan jaminan kepada Ukraina.
Zelensky disebut mungkin membuka ruang untuk negosiasi bersama Rusia guna mengakhiri invasi pasukan Putin.
Namun sebelum bernegosiasi, Zelensky ingin agar pihaknya mendapat jaminan keamanan.
Berikut kutipan pidato terbaru Zelensky yang mencurahkan perasaannya kini merasa ditinggal sendirian.
"Saya bertanya kepada mereka (negara-negara barat) apakah kamu bersama kami?" ujar Zelensky.
"Mereka menjawab, mereka bersama kita namun mereka tidak mau menerima kita ke aliansi."
"Saya telah bertanya ke 27 pimpinan negara di Eropa apakah Ukraina akan bisa bergabung bersama NATO, saya tanya langsung ke mereka. Mereka semua takut dan tidak menjawab."
Sementara itu pada Kamis (24/2/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat menyampaikan pidato yang berisi keinginannya berdamai dengan Rusia.
"Rakyat Ukraina dan pemerintah Ukraina menginginkan perdamaian,” katanya.
Kendati demikian, Zelensky juga menyatakan bahwa jika perdamaian tidak bisa terjadi, maka Ukraina akan melawan agresi Rusia.
"Tetapi jika kami diserang, jika kami menghadapi upaya untuk mengambil negara kami, kebebasan kami, kehidupan kami dan kehidupan anak-anak kami, kami akan membela diri."
"Ketika Anda menyerang kami, Anda akan melihat wajah kami, bukan punggung kami," ujarnya.
Menurut pengakuan Zelensky, dirinya sempat meminta telepon dengan Putin pada Rabu malam namun tidak ada respons.
Kini Ukraina telah memberlakukan keadaan darurat nasional yang mana pemerintah berwenang memberlakukan pembatasan pergerakan, memblokir demonstrasi dan melarang partai dan organisasi politik.
Dalam pengumuman agresi ke Ukraina, Putin meminta agar para prajurit Ukraina menyerah dan pulang ke keluarga mereka masing-masing di rumah.
Putin juga memberikan peringatan dan ancaman kepada mereka yang berani menganggu Rusia.
Ditayangkan dalam YouTube The Telegraph, Kamis (24/2/2022), Putin menyatakan akan ada konsekuensi besar jika ada yang berani menganggu Rusia.
Berikut pengumuman invasi yang disampaikan oleh Putin.
"Saya memutuskan untuk menjalankan sebuah operasi militer spesial," ujar Putin.
"Operasi ini bertujuan untuk melindungi orang-orang yang telah menjadi korban perundungan dan target genosida oleh rezim Kiev yang terjadi selama delapan tahun."
"Oleh karena itu, kami akan berjuang untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi di Ukraina dan akan membawakan keadilan kepada mereka yang telah melakukan beragam kejahatan terhadap manusia, termasuk masyarakat Rusia."
"Kami meminta Anda untuk menanggalkan senjata dan segera pulang ke rumah."
"Saya akan jelaskan: seluruh prajurit dari militer Ukraina bebas untuk pergi meninggalkan area perang dan pulang ke keluarga mereka."
"Siapapun yang mencoba menghentikan Rusia dan mengancam negara dan masyarakat kami, Rusia akan segera merespons dan ada konsekuensi serius yang belum pernah Anda hadapi sepanjang sejarah."
"Kami siap untuk keadaan apapun," tegas Putin.(TribunWow.com/Anung)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Suara Sirene Peringatan Serangan Udara Meraung di Jantung Ibu Kota Kiev Ukraina