Konflik Rusia Vs Ukraina
Minta Warganya Lawan Pasukan Rusia, Pemerintah Ukraina Sebarkan Tutorial Rakit Bom
Suasana di Ukraina kian memanas memasuki hari kedua invasi yang dilakukan oleh Rusia sejak Kamis (24/2/2022).
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kondisi di Ukraina semakin berbahaya memasuki hari kedua setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer spesial pada Kamis (24/2/2022).
Seorang penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut, Rusia berencana membunuh Zelensky dan merebut Kiev/Kyiv yang merupakan Ibu Kota Ukraina.
Merespons invasi yang dilakukan oleh Rusia, pemerintah Ukraina mengambil langkah ekstrem.

Baca juga: Inggris Klaim 450 Tentara Rusia Tewas di Hari Pertama Invasi Ukraina, Putin Dinilai Gagal
Baca juga: Media Rusia Beritakan Ukraina Ditinggal Sendirian seusai NATO Takut Beri Jaminan
Kementerian Pertahanan Ukraina lewat akun Twitternya @DefenceU pada Jumat (25/2/2022) menuliskan cuitan meminta agar warga sipil membuat bom molotov untuk melawan pasukan Rusia.
"Kami meminta kepada masyarakat untuk menginfokan tentang pergerakan perlengkapan! Buatlah bom molotov, lawan para musuh! Berhati-hati lah! Jangan tinggalkan rumah!."
Kantor berita Sky News sendiri telah mendapat laporan dari militer Ukraina bahwa mata-mata dan pasukan sabotase Rusia sudah mulai terlihat di sekitar Kiev.
Kemudian suara letusan senjata api juga sudah mulai terdengar di gedung pemerintah Ukraina.
Bahkan saluran televisi di Ukraina telah menyiarkan sebuah panduan atau tutorial untuk merakit bom molotov.
Sebelumnya diberitakan, Putin menerima banyak protes dan kecaman dari berbagai pemimpin dunia setelah mengambil langkah melakukan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022).
Putin sendiri berdalih, agresi yang ia lakukan ke Ukraina dilakukan bukan untuk menduduki negara tersebut melainkan bertujuan melakukan demiliterisasi.
Lantas apa yang sebenarnya diinginkan Putin dalam agresi yang ia lakukan ke Ukraina?
Dikutip dari BBC.com, pada tahun 2014 silam, Putin sempat melakukan invasi ke Ukraina dan menganeksasi Crimea.
Agresi Putin ke Ukraina diketahui dipicu dari sikap Putin dan Rusia yang menolak langkah Ukraina bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau biasa dikenal dengan nama NATO.
Putin menginginkan Ukraina tetap menjadi negara yang netral tidak bergabung dengan kubu barat.
Keberadaan tentara NATO di sekitar Ukraina dianggap oleh Putin sebagai ancaman terhadap Rusia.