Konflik Rusia Vs Ukraina
Minta Warganya Lawan Pasukan Rusia, Pemerintah Ukraina Sebarkan Tutorial Rakit Bom
Suasana di Ukraina kian memanas memasuki hari kedua invasi yang dilakukan oleh Rusia sejak Kamis (24/2/2022).
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Secara garis besar ada tiga hal yang diinginkan oleh Putin dalam agresinya ke Ukraina.
Pertama adalah ingin agar NATO tidak melakukan ekspansi lebih jauh.
Seperti yang diketahui Ukraina adalah negara yang berbatasan langsung dengan Rusia.
Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov menyatakan bahwa Ukraina mutlak tidak boleh menjadi bagian dari NATO.
"Bagi kami, adalah mutlak untuk memastikan Ukraina tidak akan menjadi bagian dari NATO," ujarnya.
Kemudian pada tahun 1994 dulu, Rusia telah menandatangani perjanjian untuk menghormati kedaulatan Ukraina sebagai negara merdeka.
Namun belum lama ini, Putin menjelaskan bahwa Rusia dan Ukraina adalah satu kesatuan.
Ia mengklaim bagaimana Ukraina saat ini adalah hasil pecahan dari Uni Soviet.
Putin juga khawatir apabila Ukraina bergabung dengan NATO, akan ada kemungkinan para anggota NATO bersama Ukraina mencoba kembali merebut Crimea dari Rusia.
Sebagai informasi, NATO dibentuk untuk melindungi anggotanya melalui cara politik dan militer.
Total ada 30 negara yang tergabung di NATO yakni 12 negara pendiri yang terdiri dari Belgia, Kanada, Denmark, Prancis, Islandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Inggris, dan Amerika Serikat.
Kemudian 18 negara lain non pendiri adalah Yunani, Turki, Jerman, Spanyol, Republik Ceko, Hungaria, Polandia, Bulgaria, Estonia, Slovenia, Latvia, Lituania, Rumania, Slovakia, Albania, Kroasia, Montenegro, dan Makedonia Utara.
Pesan Prabowo Jadi Kenyataan
Terjadinya konflik Rusia dan Ukraina ini mengingatkan kembali akan pesan dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat melakukan rapat perdana dengan Komisi I DPR RI pada akhir tahun 2019 silam.
Dalam rapat tersebut, Prabowo berpesan betapa pentingnya negara memiliki sistem pertahanan yang baik.