Konflik Rusia Vs Ukraina
Kalah dari Segi Senjata, Ini Peluang Ukraina Bisa Bertahan Menghadapi Serangan Rusia
Ukraina kalah dari sisi senjata dan kalah dalam jumlah di segala lini dari Rusia. Bagaimana Ukraina dapat bertahan?
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - International Institute of Strategic Studies (IISS) memberikan analisanya soal kemungkinan Ukraina bisa mempertahankan diri seusai diinvasi oleh Rusia.
Dikutip dari BBC Indonesia, Ukraina memang kalah dari sisi senjata dan kalah dalam jumlah di segala lini karena Presiden Rusia Vladimir Putin telah melakukan investasi yang signifikan dalam modernisasi angkatan bersenjatanya.
Dr Jack Watling, dari Royal United Services Institute, mengatakan: "Menurut saya Ukraina berada dalam posisi yang sangat sulit."

Baca juga: Minta Warganya Lawan Pasukan Rusia, Pemerintah Ukraina Sebarkan Tutorial Rakit Bom
Watling baru saja kembali dari Ukraina dan mengatakan para pemimpin militer negara itu sekarang menghadapi beberapa "pilihan yang sangat sulit".
Para pejabat negara-negara Barat memperkirakan Rusia memiliki hingga 190.000 tentara di perbatasan Ukraina. Jumlah itu lebih banyak dari seluruh tentara reguler Ukraina yang berjumlah 125.600.
Pasukan Rusia sudah melintasi perbatasan dari berbagai penjuru.
Ukraina bakal kesulitan mempertahankan wilayah sepanjang ribuan kilometer di perbatasannya, dari Belarus di utara sampai ke Krimea di selatan.
Jika wilayah Ukraina diibaratkan sebuah jam, Rusia bisa melakukan serangan dari arah pukul 10:00 hingga pukul 07:00.
Ben Barry dari International Institute of Strategic Studies (IISS) sekaligus mantan brigadir Angkatan Darat Inggris, mengatakan itu adalah "posisi yang sangat sulit bagi pihak yang bertahan".
Selain itu, Ukraina sudah terancam dari berbagai arah dan kekuatan mereka "tersebar cukup tipis", kata Jack Watling dari Royal United Services Institute (RUSI).
Baca juga: Inggris Klaim 450 Tentara Rusia Tewas di Hari Pertama Invasi Ukraina, Putin Dinilai Gagal
Dominasi Rusia di Udara
Perbedaan nyata antara pasukan Rusia dan Ukraina ada di udara.
Ukraina memiliki 105 pesawat tempur di perbatasan, sementara Rusia memiliki 30, kata Watling.
Dia memprediksi Rusia "akan sangat cepat unggul di udara".
Sistem pertahanan udara canggih Rusia, seperti rudal S-400, juga memberikan keuntungan bagi pasukannya.