Konflik Rusia Vs Ukraina
Kalah dari Segi Senjata, Ini Peluang Ukraina Bisa Bertahan Menghadapi Serangan Rusia
Ukraina kalah dari sisi senjata dan kalah dalam jumlah di segala lini dari Rusia. Bagaimana Ukraina dapat bertahan?
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Sebaliknya, Ukraina memiliki pertahanan udara yang lebih tua dan lebih terbatas.
Watling memberi contoh, Israel mampu mempertahankan diri dari berbagai arah.
Namun dia menambahkan, hal itu hanya bisa dilakukan karena keunggulannya di udara.
Itulah yang tidak dimiliki Ukraina.
Moskow telah mengembangkan doktrin "shock and awe" versi mereka sendiri, dengan artileri roket jarak jauh dan rudal yang terintegrasi, kata Ben Barry.
Hal ini memungkinkan Rusia untuk menyerang pusat komando dan kontrol Ukraina, depot amunisi, angkatan udara, dan pertahanan udara dari jauh.
Serangan itu tampaknya sudah dimulai, yang ditandai dengan serangan rudal jelajah yang menyasar target di dekat ibu kota Kiev.
Watling mengatakan Rusia memiliki persenjataan modern dan kemampuan yang sangat signifikan, seperti rudal balistik Iskander dan sistem rudal balistik.
Baru-baru ini Ukraina menerima pasokan "bantuan militer yang mematikan" dari AS dan Inggris, tetapi sebagian besar berupa rudal udara-ke-udara jarak pendek dan senjata anti-tank.
Baca juga: Gigi Hadid Soroti Kekejaman Presiden Rusia Putin Perintahkan Serang Ukraina, Ungkap Dampak Serangan
Singkatnya, Rusia memiliki persenjataan yang lebih baik dan jangkauan yang lebih luas dibandingkan Ukraina.
Dengan keunggulan udara dan senjata jarak jauh Rusia, ancaman bagi pasukan Ukraina adalah mereka akan segera ditembaki.
Kemampuan pasukan Ukraina untuk bermanuver dan mengatur ulang posisi untuk menghadapi serangan Rusia dari arah lain bisa dihentikan, menurut Watling.
Unit-unit khusus Ukraina yang paling terlatih dan memiliki perlengkapan lengkap berada di timur negara itu, dekat garis kendali di Luhansk dan Donetsk - di mana telah terjadi pertempuran sejak 2014.
Para pejabat intelijen negara-negara Barat mengatakan kepada BBC bahwa ada kekhawatiran Rusia dapat mencoba mengepung mereka.
Namun, angkatan bersenjata kini lebih terlatih dan memiliki kelengkapan senjata yang lebih baik ketimbang ketika Rusia menginvasi Krimea.