Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Diserbu Hacker Anonymous, Incar Media Rusia hingga Kementerian Pertahanan
Pasca serangan Putin ke Ukraina, kini giliran Rusia mendapat serbuan dari kelompok hacker anonymous.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Buntut dari demonstrasi ini, sebanyak 1.400 demonstran diamankan oleh pihak kepolisian.
Diberitakan oleh Aljazeera.com, sebelum invasi ke Ukraina terjadi, pemerintahan Putin telah menciduk tokoh-tokoh oposisi, mulai dari aktivis, politisi hingga demonstran.
Satu di antaranya adalah pimpinan oposisi bernama Alexey Navalny yang kini dipenjara selama dua tahun seusai mengorganisir demo terhadap Putin.
Dalam demonstrasi anti perang di Moskow pada Kamis (24/2/2022), peserta demo meneriakkan anti perang dan protes terhadap Putin.
Media Rusia Beritakan Ukraina Ditinggal Sendirian
Satu hari telah berlalu sejak Rusia melakukan operasi militer di Ukraina sejak Kamis (24/2/2022).
Pada Jumat (25/2/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mencurahkan perasaannya yang merasa dibiarkan sendirian menghadapi Putin dan pasukan Rusia.
Diberitakan oleh media asal Rusia yakni Rusia Today (RT), Zelensky saat ini siap untuk mengambil posisi netral di antara NATO dan Rusia.
Baca juga: Ini Cara AS Serang Putin, Bekukan Aset 1 Triliun Dolar hingga Sengsarakan Keluarga Elite Rusia
Dituliskan bahwa Presiden Ukraina menyebut Kiev saat ini ditinggal sendirian untuk bertahan setelah NATO "takut" untuk memberikan jaminan kepada Ukraina.
Zelensky disebut mungkin membuka ruang untuk negosiasi bersama Rusia guna mengakhiri invasi pasukan Putin.
Namun sebelum bernegosiasi, Zelensky ingin agar pihaknya mendapat jaminan keamanan.
Berikut kutipan pidato terbaru Zelensky yang mencurahkan perasaannya kini merasa ditinggal sendirian.
"Saya bertanya kepada mereka (negara-negara barat) apakah kamu bersama kami?" ujar Zelensky.
"Mereka menjawab, mereka bersama kita namun mereka tidak mau menerima kita ke aliansi."
"Saya telah bertanya ke 27 pimpinan negara di Eropa apakah Ukraina akan bisa bergabung bersama NATO, saya tanya langsung ke mereka. Mereka semua takut dan tidak menjawab."