Terkini Daerah
Update Kasus 14 Pria Rudapaksa Bocah di Aceh: 13 Pelaku Ditahan, Ibu Korban Dibujuk agar Mau Damai
Terakhir, dua orang menyerahkan diri dengan diantar pihak keluarganya dan satu orang masih buron.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
MR yang diduga merupakan pelaku utama itu juga disebut pernah melakukan rudapaksa kepada lima wanita.
Bupati Janji Penuhi Kebutuhan Korban
Bupati Nagan Raya HM Jamin Idham ikut menyoroti kasus rudapaksa yang melibatkan anak dibawah umur di wilayahnya.
Dirinya pun dibuat geram dan meminta agar pelaku tidak diberi jalan untuk damai.
"Kasus tindak pidana perkosaan terhadap anak harus di proses dan diadili seadil-adilnya, karena telah merusak masa depan anak," kata Bupati Nagan Raya kepada wartawan, Rabu (22/12/2021).

Dirinya, mengatakan sudah sejak awal mendapat laporan terkait kasus ini.
Pihaknya pun berjanji akan memenuhi kebutuhan korban dan memberikan pendampingan selama masa pemulihan psikolosgis.
"Saya telah perintahkan Sekda dan Kepala DPMG-P4 (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong Pengendalian Penduduk dan Pemberdayaan Perempuan) untuk segera melakukan penanganan dan pemulihan korban dan mendorong agar dapat mengalokasikan kebutuhan pendampingan psikologis kepada korban."
"Agar korban dapat melewati masa krisis secepatnya oleh tenaga ahli psikolog secara cepat dan tepat," kata Bupati.
Bahkan, sekolah korban yang sempat terputus akan ditindaklanjuti dan turut menjadi perhatian.
"Kita sudah dampingi sejak awal pelaporan korban, dan kita juga telah mencoba menjalin komunikasi dengan keluarga korban terkait upaya pemulihan korban dan kelanjutan sekolahnya," katanya.
Kronologi Kejadian
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Nagan Raya AKP Machfud SH mengungkap kronologi yang terjadi pada korban yang disamarkan dengan nama Bunga.
"Korban sebut saja nama Bunga (15 tahun), telah dirudapaksa oleh 14 pemuda secara bergiliran Sabtu (11/12/2021) sekira pukul 23.50 WIB di salah satu kafe di Nagan Raya," katanya, Jumat (17/12/2021).
Machfud menjelaskan bahwa kejadian berawal ketika Bunga hendak membeli jajanan dengan sepeda motor milik ibunya.