Terkini Internasional
Picu Kontroversi, McDonald’s di Brasil Gunakan Toilet Uniseks, Gabungkan Pengunjung Pria dan Wanita
Sebuah video yang viral di media sosial menunjukkan seorang wanita mengeluhkan toilet uniseks di McDonald's Brasil hingga memicu kontroversi publik.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM – Kontroversi muncul di antara warga karena sebuah restoran McDonald’s di Brasil, memberlakukan toilet uniseks.
Dikutip TribunWow.com dari AFP, skandal tersebut muncul seusai salah satu pelanggan mengeluh tentang toilet uniseks yang menggabungkan pengunjung laki-laki dan perempuan.
Keluhan tersebut bahkan terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial.

Baca juga: Selandia Baru Tangkap 2 Pria Kedapatan Bawa KFC saat Lockdown Ketat Covid 19
Baca juga: Didakwa Lakukan Kejahatan Terhadap Kemanusiaan, Presiden Brasil Jair Bolsonaro Beri Bantahan
Dalam video tersebut menunjukkan seorang wanita yang tampaknya mengambil rekaman itu, berada di dalam toilet McDonald’s di Kota Bauru, negara bagian Sao Paulo, Brasil.
Wanita itu mengungkapkan keluhannya dalam rekaman tersebut.
"Ini tidak masuk akal! Anak-anak menggunakan toilet ini. Ini adalah komunisme di kota kami, Bauru. Ini memalukan!” kata wanita itu.
Tak ayal, video tersebut langsung memicu kehebohan, baik di wilayah Sao Paulo, hingga seluruh Brasil.
Kontroversi itu membuat pejabat kesehatan lantas mengunjungi restoran, Minggu (14/11/2021).
"Kami menemukan bahwa peraturan kesehatan daerah tidak dihormati", kata Walikota Bauru Suellen Roim melalui akun Twitternya.
Menurut hukum setempat, toilet memang harus dibuat secara terpisah, untuk laki-laki dan perempuan.
McDonald’s Bauru diberi waktu selama dua pekan untuk merenovasi toilet uniseksnya dengan pemisahan berdasarkan jenis kelamin.
Baca juga: Ditanya Angka Kematian Akibat Covid-19, Presiden Brasil Jair Bolsonaro Beri Jawaban Tak Terduga
Baca juga: Momen PM Inggris Ajak Presiden Brasil yang Anti-Vaksin Gunakan AstraZeneca
Jika pihak restoran tidak mematuhi peraturan yang berlaku, maka mereka harus menghadapi denda hingga penutupan restoran.
Perusahaan menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mencoba untuk menciptakan area "inklusi dan rasa hormat".
Itu dimaksudkan agar "semua orang merasa diterima untuk menggunakan" toilet.
Namun, pihak restoran cepat saji itu mengatakan akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mematuhi regulasi setempat dan memenuhi standar tertentu di sana.