Terkini Internasional
Video Viral Picu Spekulasi Netizen Sebut Erdogan Meninggal, Kepolisian Turki Tindak Penyebar Hoaks
Serangkaian postingan di Twitter Turki menyebut Presiden Erdogan meninggal, kepolisian langsung menindak 30 individu yang dituduh terlibat menyebarkan
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM – Masyarakat di Turki dihebohkan dengan serangkaian postingan di media sosial Twitter yang mengklaim bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan telah meninggal.
Pihak berwenang langsung menindak setidaknya 30 orang yang diduga terlibat dalam aksi penyebaran postingan tersebut.
Kehebohan itu muncul seusai sebuah video yang viral, menunjukkan Presiden Erdogan tampak kesulitan berjalan, hingga menimbulkan spekulasi publik.

Baca juga: Unggah Video Makan Pisang, 7 Pengungsi Suriah Ditangkap dan Diusir Turki seusai Dianggap Provokatif
Baca juga: Terancam Diusir Erdogan, 10 Kedutaan Besar Asing Nyatakan Tak akan Campuri Urusan Dalam Negeri Turki
Dilansir dari Sputnik News, seluruh tersangka sedang diselidiki atas tuduhan penyebaran informasi yang salah dan konten manipulatif.
Menurut kepolisian, mereka juga dianggap menghina Erdogan karena berbagi postingan di Twitter menggunakan tagar “olmus”, yang jika diterjemahkan memiliki arti “dikatakan sudah mati”.
Tagar “olmus” bahkan sempat menjadi trending topic di Twitter Turki.
“Jaringan berita Turki, jika seseorang menggigit di jalan, mereka akan segera melaporkan sampai malam tiba. Dalam 24 jam terakhir, kematian Erdogan telah memekakkan telinga di media sosial. Semua jaringan berita tidur. Mereka tidak mengkonfirmasi atau menyangkal. Mereka tidak mengatakan apa-apa,” kata salah satu pengguna Twitter, merujuk pada spekulasi kematian Presiden Turki.
Ada desas-desus yang meningkat tentang kesehatan Erdogan dalam beberapa hari terakhir, setelah dia tampak mengalami kesulitan berjalan.
Beberapa bukti yang menyebut Erdogan sedang sakit bermunculan, seusai serangkaian video memperlihatkan pemimpin Turki itu tidak terlihat baik.
Dalam rekaman yang baru-baru ini diambil pada peringatan ulang tahun ke-98 berdirinya Republik Turki, Erdogan tampak berjalan dengan tidak stabil, pada Jumat (29/10/2021).
Hal tersebut juga menimbulkan kekhawatiran dari masyarakat Turki hingga memicu konspirasi atas dugaan kematiannya.
Selama pesan liburan pada Juli lalu, presiden berusia 67 tahun itu juga disebut terlihat tak sehat, sementara pidatonya terkadang terdengar tidak jelas.
Namun, Kantor Kepresidenan Turki membantah adanya masalah kesehatan yang dialami oleh Erdogan.
Pihaknya lantas meluncurkan proses hukum terhadap individu yang sudah menyebarkan desas-desus tak berdasar itu.
Dalam upaya untuk menghilangkan segala rumor tentang kesehatan Erdogan, Direktur Komunikasi Republik Turki Fahrettin Altun, memposting sebuah video yang menunjukkan bahwa sang presiden berjalan dengan lebih kuat, seusai perjalanan pesawat dari Istanbul ke Ankara, Rabu (3/11/2021).
Baca juga: Erdogan Penuhi Ancamannya, Usir 10 Duta Besar Asing Termasuk AS, Isyaratkan Keretakan Hubungan?
Baca juga: Presiden Turki Erdogan Sebut Presiden AS Joe Biden Tulis Sejarah dengan Tangan Berdarah
Tak hanya itu, Erdogan juga membuat pernyataan kepada pers, setelah menerima Duta Besar Ukraina Vasyl Bodnar di Kompleks Kepresidenan, Rabu (3/11/2021).
Dilansir dari Euronews, pengacara Erdogan juga telah mengajukan keluhan ke kantor kepala kejaksaan Ankara atas desas-desus kesehatan kliennya itu.
Direktorat Jenderal Keamanan Turki memastikan bahwa proses hukum akan dilakukan terhadap 30 tersangka yang sudah ditetapkan.
"Tiga puluh orang telah diidentifikasi, dan proses hukum yang diperlukan telah dimulai terhadap mereka," katanya.
"Investigasi yang diperlukan dilakukan tentang postingan yang berisi kebohongan, tidak berdasar dan disinformasi dan dikirim ke otoritas kehakiman."
Erdogan yang telah berkuasa selama hampir dua dekade di Turki, sempat menjalani operasi usus serius pada 2011 lalu.
Penampilan publik terbaru pemimpin negara itu adalah pada KTT G20 di Roma, di mana dirinya bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Minggu (31/10/2021).
Erdogan membatalkan kehadirannya di konferensi iklim PBB COP26 di Glasgow sehari setelahnya, dengan alasan "keamanan". (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Turki lain