Breaking News:

Terkini Internasional

Imbauan Pemerintah China Buat Bingung saat Pandemi, Warga Panic Buying Cari Biskuit hingga Kubis

Warga China dibuat bingung dengan imbauan yang dikeluarkan pemerintah awal pekan ini, hingga memicu panic buying di tengah melonjaknya kasus Covid-19.

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Elfan Fajar Nugroho
AFP/Philip Fong
Panic Buying di Hong Kong (2020). Warga China dibuat bingung dengan imbauan yang dikeluarkan pemerintah awal pekan ini, hingga memicu panic buying di tengah melonjaknya kasus Covid-19. 

TRIBUNWOW.COM – Pemerintah China mengimbau masyarakat agar menimbun makanan serta kebutuhan sehari-hari untuk keadaan darurat pada Senin (1/11/2021).

Saran tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan China yang juga meminta otoritas setempat untuk memastikan pasokan makanan yang memadai.

Tak ayal, hal tersebut memicu kebingungan yang signifikan hingga menimbulkan panic buying di sejumlah wilayah China selama beberapa hari.

Panic Buying di Hong Kong (2020).
Panic Buying di Hong Kong (2020). (AFP/Anthony Wallace)

Baca juga: Kesaksian Bintang Tenis Peng Shuai, Dipaksa Berhubungan Seksual dengan Mantan Wakil PM China

Baca juga: Kirim Meme Anjing Bertopi Polisi dalam Obrolan Grup, Pria di China Ditahan seusai Dianggap Menghina

Sejumlah orang bergegas ke supermarket sampai terlihat adanya antrean panjang di kasir, dikutip dari The Straits Time, Rabu (3/11/2021).

Media lokal melaporkan bahwa pesanan atas biskuit telah melonjak di platform e-commerce China dan menyebabkan beberapa toko kehabisan stok.

Situs web Taobao menunjukkan peningkatan permintaan beras, kecap, saus sambal hingga mi instan.

Penimbunan bahan makanan lain, seperti kubis dan tepung juga dilaporkan terjadi di Beijing.

Fenomena panic buying muncul setelah pemberitahuan Kementerian Perdagangan terkait pasokan makanan hingga meminta masyarakat menimbun kebutuhan sehari-hari untuk musim dingin atau keadaan darurat pada awal pekan ini.

Imbauan itu menimbulkan spekulasi di media sosial tentang apakah langkah itu terkait dengan meluasnya wabah Covid-19 yang diketahui kembali muncul di China, soal musim dingin, atau bahkan dikaitkan dengan peningkatan ketegangan dengan Taiwan.

Daftar perlengkapan rumah tangga darurat yang direkomendasikan oleh provinsi Jiangsu pada Oktober lalu, juga beredar di media sosial.

Daftar itu termasuk mi instan, air minum kemasan, biskuit hingga daging.

“Kami ingin memastikan kami memiliki cukup makanan (pada musim dingin),” kata seorang wanita yang membeli beras di pusat Beijing, dikutip dari South China Morning Post, Rabu (3/11/2021).

Antrean panjang terlihat di kios kubis supermarket, saat orang membeli persediaan sayuran untuk diolah agar bisa dikonsumsi selama beberapa bulan mendatang.

Namun, banyak penduduk yang juga mengatakan tidak perlu membeli makanan lebih dari biasanya.

“Tidak perlu. Di mana saya bisa menimbun sayuran di rumah? Saya mendapatkan pasokan cukup untuk kebutuhan sehari-hari saya,” kata seorang pembeli di supermarket.

Sementara, warga lain berharap agar mereka tidak mengalami kekurangan stok makanan, terutama di wilayah ibu kota.

Baca juga: Wabah Covid-19 Meningkat, China Lockdown 4 Juta Warga di Kota Lanzhou, Perintahkan Tinggal di Rumah

Baca juga: Akui Uji Coba Rudal Hipersonik China, Jenderal Top AS Sandingkan dengan Peluncuran Satelit Sputnik

Di sisi lain, media pemerintah telah berusaha meyakinkan publik bahwa persediaan bahan pokok untuk saat ini mencukupi.

Lembaga penyiaran negara CCTV, melaporkan bahwa telah terjadi “penafsiran berlebihan” terkait saran dari kementerian, Selasa (2/11/2021).

“Saat ini, pasokan kebutuhan sehari-hari di berbagai tempat sudah mencukupi, dan pasokan harus dijamin sepenuhnya,” kata Direktur Departemen Promosi Konsumsi kementerian Perdagangan China, Zhu Xiaoliang.

Dalam pengumuman tersebut, tidak terdapat kejelasan terkait alasan di balik imbauan kepada warga untuk menimbun bahan makanan.

Menyusul pemberitahuan terbaru kementerian, wilayah Tianjin dan Wuhan telah menjual persediaan sayuran mereka untuk dijual dengan harga lebih rendah di supermarket.

Namun, fenomena panic buying masih tampak berlanjut hingga Rabu (3/11/2021).

Beberapa orang mengeluh di media sosial karena rak-rak di supermarket dalam keadaan kosong saat ini.

Sebagian besar disebabkan oleh wabah Covid-19 yang semakin berkembang.

China melaporkan jumlah tertinggi kasus baru Covid-19 yang ditransmisikan secara lokal, dalam hampir tiga bulan pada Rabu (3/11/2021).

Angka itu termasuk sembilan infeksi baru di Beijing, yang memegang rekor harian terbesar tahun ini.

“Ada ketidakpastian tentang terjadinya wabah Covid-19. Begitu wabah terjadi, mata pencaharian masyarakat akan terpengaruh. Itu sebabnya orang menimbun persediaan musim dingin untuk menghindari dampak Covid-19,” kata seorang analis di AG Holdings Agricultural Consulting, Ma Wenfeng.

Pihak berwenang China biasanya menanggapi kasus Covid-19 dengan memberlakukan lockdown di wilayah terkait, serta membatasi pergerakan masuk dan keluar dari daerah yang terkena dampak. (TribunWow.com/Alma Dyani P)

Berita terkait China lain

Tags:
ChinaPandemiPanic BuyingCovid-19Taiwan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved