Terkini Internasional
Kesaksian Bintang Tenis Peng Shuai, Dipaksa Berhubungan Seksual dengan Mantan Wakil PM China
Atlet tenis profesional asal China, Peng Shuai, menuduh mantan Wakil Perdana Menteri memaksanya berhubungan seksual melalui postingannya di Weibo.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM – Atlet tenis dunia asal China, Peng Shuai, secara terbuka menuduh seorang pensiunan mantan pejabat melakukan pelecehan seksual.
Dilansir TribunWow.com dari BBC, pengakuan tersebut diunggah dalam postingan di situs media sosial China, Weibo.
Peng Shuai mengatakan mantan Wakil Perdana Menteri China Zhang Gaoli telah memaksanya melakukan hubungan seksual beberapa tahun lalu.

Baca juga: Badan Intelijen AS Akui Ragu Bisa Identifikasi Asal-usul Covid-19, China Sebut Lelucon Politik
Baca juga: Seorang Vlogger China Tewas seusai Dibakar saat Siaran Langsung, Mantan Suami Dijatuhi Hukuman Mati
Unggahan tersebut telah dihapus dari jejaring internet China.
Sementara, Zhang Gaoli juga belum memberikan komentar atas klaim Peng Shuai.
Pencarian untuk nama Peng Shuai, pemain tenis profesional berusia 35 tahun itu, juga tampaknya sudah dibatasi.
Kesaksian Peng, menjadi pertama kalinya tuduhan pelecehan seksual dilayangkan terhadap satu di antara pemimpin politik senior di China.
Zhang Gaoli yang berusia 75 tahun, menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri China antara 2013 dan 2018.
Dia juga menjadi sekutu dekat Presiden China Xi Jinping.
Meskipun postingan Peng sudah dihapus, tetapi hasil tangkapan layar dari unggahan itu sudah terlanjur menyebar.
"Saya tahu bahwa seseorang yang mulia, Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli, Anda akan mengatakan bahwa Anda tidak takut", tulis Peng dalam postingannya, Selasa (2/11/2021).
"Tetapi bahkan jika itu hanya (seperti) memukul batu dengan kerikil, atau ngengat menyerang api dan mencari kehancuran diri, saya akan mengatakan yang sebenarnya tentang Anda."
Peng mengatakan bahwa pemaksaan yang dilakukan Zhang, pertama kali terjadi saat dia mengunjungi rumah pejabat tersebut untuk bermain tenis.
"Sore itu saya tidak memberikan persetujuan saya dan tidak bisa berhenti menangis," tulisnya.
Namun, Peng juga mengaku dirinya tidak dapat memberikan bukti yang bisa mendukung klaimnya.