Pembunuhan di Subang
Danu Sebut Lihat 2 Sosok di TKP Kasus Subang, Kades Jalancagak Akui Tak Bisa Pastikan Kebenarannya
Indra Zainal mengaku tidak mengetahui kebenaran kesaksian Danu kepadanya, yang menyebut melihat dua sosok di TKP kasus Subang sebelum penemuan korban.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM – Muhammad Ramdanu alias Danu (21) sempat menyebut melihat dua sosok di Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus Subang, sebelum ditemukannya jasad Tuti Suhartini (56) dan Amalia Mustika Ratu (23), pada 18 Agustus 2021 lalu.
Keterangan itu diungkapkan Danu di hadapan Kepala Desa Jalancagak sekaligus paman Danu, Indra Zainal Alim, dan Ki Anom beserta timnya.
Namun, baru-baru ini kuasa hukum Danu membeberkan kesaksian kliennya yang bersikukuh sedang tidur di malam kejadian pembunuhan ibu dan anak di Subang tersebut.

Baca juga: Kasus Subang Disebut Pembunuhan Berencana, Kriminolog Beri Saran hingga Ungkap Hambatan Penyelidikan
Baca juga: Diperiksa Intens Penyidik soal Kasus Subang, Kondisi Danu Dibeberkan Kuasa Hukum: Sangat Beratlah
Oleh karena itu, Indra Zainal Alim memberikan komentarnya terkait pengakuan terbaru Danu tersebut, melalui video yang diunggah di kanal Youtube miliknya, indra zainal chanel, Minggu (31/10/2021).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Danu mengaku melihat sosok laki-laki dan perempuan di TKP pembunuhan di Subang, tepat pada hari penemuan kedua korban, Rabu (18/8/2021), dikutip TribunWow.com dari TribunnewsBogor.com.
Hal itu terungkap berdasarkan percakapannya dengan Ki Anom dan Indra Zainal Alim.
"Menurut kesaksian Danu, disaksikan Pak Kades dan tim, jam 3 kurang 5, dia keluar rumah," ucap Ki Anom, mengutip keterangan Danu.
"Dia keluar rumah dengan niatan ingin membeli nasi goreng karena lapar," tambahnya.
Sayangnya, Danu terpaksa harus kembali ke rumah karena tempat yang ditujunya ternyata tutup.
Saat itulah, dia menyebut melihat laki-laki dan perempuan sekitar 25 meter sebelum melewati rumah Tuti.
"Danu kemudian memutarbalikkan motor hampir 20-25 meter ke arah TKP. Dan di situ Danu mengatakan, kalau dia melihat sosok wanita dan laki-laki dan jelas melihat siapa orang tersebut," kata Ki Anom.
Disebutkan oleh Danu, kedua sosok itu berumur sekira 25 tahun.
"Dia melihat sosok perempuan dan laki-laki umur 25 tahunan," ucap Ki Anom mengutip pengakuan Danu.
Bahkan, Danu berani bersumpah di depan Ki Anom dan Kades Jalancagak saat membeberkan pengakuannya itu.
"Danu bersumpah kepada kami, demi Allah, kalau dia melihatnya. Tidak ada tekanan sama sekali dari kami dan Pak Kades," ucap Ki Anom.
Namun, baru-baru ini setelah Danu menjalani pemeriksaan lanjutan dua hari berturut-turut di Polres Subang, tim kuasa hukumnya juga ikut memberikan tanggapan atas kesaksian kliennya tersebut.
Achmad Taufan selaku kuasa hukum Danu, menerangkan dalam pemeriksaan terbarunya, kliennya itu dicecar pertanyaan terkait kronologi sehari setelah penemuan jasad kedua korban dalam kasus Subang, tepatnya Kamis (19/8/2021).
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Ibu-Anak Tak Kunjung Terungkap, Polres Subang Beri Tanggapan: Sedang Bekerja Keras
Pihaknya juga tidak memungkiri adanya perubahan dan tidak konsistennya pernyataan Danu.
Selama kasus pembunuhan Tuti dan Amalia bergulir sejak 18 Agustus lalu, Danu memang sempat tidak didampingi oleh tim pengacara.
Dalam dua kali pemeriksaan terbarunya, menjadi momen di mana Danu untuk pertama kalinya hadir di Polres Subang bersama kuasa hukum dari Achamd Taufan Soedirjo dan Partner.
Disebutkan oleh Achmad Taufan, dirinya sempat meminta agar Danu menceritakan semua hal yang dia ketahui soal kasus Subang kepada polisi.
Pihaknya membantu kliennya itu untuk bisa mengingat lebih detail kejadian yang dialaminya.
Hal itu juga termasuk soal kabar terkait Danu yang mengaku keluar rumah pukul 03.00 WIB dan melihat dua orang di malam pembunuhan Tuti serta Amalia.
"Langkah selanjutnya defense dan menenangkan Danu, supaya bisa mengingat-ingat lebih pasti lagi kejadian sebenarnya apa," kata Achmad Taufan.
Menurut sang kuasa hukum, Danu menegaskan bahwa pada malam hari ketika Tuti dan Amalia terbunuh, dia sedang tidur.
Kesaksian itu juga disebutkan selaras dengan pengakuan orangtua Danu.
"Apa dia benar tahu bangun jam 3 malam atau tidur. Kalau sampai ini kan Danu sudah meyakini pada hari H itu memang tidur, selaras dengan jawaban ibu dan bapaknya," kata Achmad Taufan.
Mengetahui pernyataan kuasa hukum Danu tersebut, Kades Jalancagak yakni Indra Zainal Alim akhirnya buka suara dan memberikan klarifikasinya.
Hal itu karena pernyataan Danu yang mengaku pergi pada pukul 03.00 WIB dan melihat dua sosok di TKP kasus Subang, dilontarkan di hadapannya oleh keponakannya tersebut secara langsung.
Tak hanya dirinya, tetapi kesaksian Danu itu juga diketahui oleh Ki Anom beserta timnya.
"Saya akan membahas tentang pernyataan Ki Anom di channel Youtube-nya bahwa beliau bersama saya di kantor desa, di ruangan saya pribadi, mengatakan bahwa Danu pernah mengaku melihat ada dua orang di TKP pada saat malam kejadian sekitar jam 3," kata Indra Zainal dikutip dari kanal YouTube indra zainal chanel, Minggu (31/10/2021).
Meskipun Indra Zainal menegaskan bahwa benar-benar mendengar langsung kesaksian Danu tersebut, tetapi pihaknya mengaku tak mengetahui kebenaran dari ucapan keponakannya itu.
"Itu pernyataan Danu itu memang betul di hadapan saya dan Ki Anom,” ucap Indra Zainal.
“Tapi entah kenapa, saya juga tidak tahu, memang Danu itu berbohong atau Danu itu mengada-ada. Saya sebagai pamannya juga tidak tahu," tambahnya.
Pernyataan Indra Zainal itu menyusul adanya perbedaan antara pengakuan Danu kepadanya, dengan apa yang dia sebutkan sebelumnya, di mana salah satu saksi kunci kasus Subang itu menyebut dirinya sedang tidur di malam pembunuhan Tuti dan Amalia.
Terlebih lagi, kuasa hukum Danu juga mengatakan bahwa kliennya itu bersikukuh sedang tidur saat kejadian.
Indra Zainal melanjutkan dengan memberikan penegasan bahwa, pernyataan yang diberikan oleh Danu terkait dua sosok misterius itu, tidak diucapkan di bawah tekanan.
Baik dirinya mau pun Ki Anom tidak memberikan paksaan apa pun kepada Danu.
Baca juga: Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Sulit Terungkap, Kriminolog Beri Komentar dan Solusi Begini
Mereka saat itu hanya berbincang bersama sampai menjelang pagi.
"Karena memang posisinya itu semalaman sekitar enam jam kami mengobrol sampai subuh, tidak ada unsur pemaksaan atau penekanan kepada Danu, apalagi saya pamannya sendiri," tegas Indra Zainal.
Meskipun begitu, Indra Zainal mengaku bahwa dia memang menanyakan kepada Danu terkait kasus Subang.
Dia meminta agar keponakannya itu tidak menyembunyikan apa pun yang dia ketahui.
Hal itu semata-mata dilakukan oleh Indra Zainal agar kasus yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu bisa cepat terungkap.
"Kita tanya dari hati ke hati, takutnya Danu ini ada yang disembunyikan. Kalau Danu memang menyembunyikan terus, nanti kasus ini tidak akan kelar-kelar dan pihak polisi pun terus mencurigai Danu,” ungkap Indra Zainal.
Tak hanya itu, Indra juga meminta agar Danu bisa lebih jujur kepada penyidik.
“Danu kalau ada yang dia ketahui lebih dari itu tolong dibicarakan jujur kepada pihak penyidik," tambahnya.
Simak videonya dari menit 4.35:
Dalam kasus pembunuhan yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu, sosok Danu memang baru-baru ini banyak mendapat sorotan.
Sebagaimana diberitakan, jasad Tuti dan Amalia awalnya ditemukan dalam kondisi tertumpuk di bagasi mobil Alphard yang terparkir di rumahnya di Desa Ciseuti, Kecamatan Jalancagak, Subang, Jawa Barat pada 18 Agustus lalu.
Semenjak saat itu, kepolisian melakukan pemeriksaan atas 54 saksi, termasuk Danu, yang banyak memberikan pernyataan-pernyataan baru yang menarik perhatian.
Kasus Subang sudah bergulir selama lebih dari dua bulan ini, tetapi kepolisian belum juga memberikan keterangan lanjutan terkait pelaku.
Krimonolog Ungkap Kesulitan Kasus Subang
Sebelumnya, kepolisian melalui Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono mengaku kesulitan mengungkap kasus pembunuhan ibu dan anak yang terjadi di Subang, Jawa Barat itu karena tidak ada satu pun saksi yang melihat secara langsung kejadian pembunuhan
Sulitnya penyelidikan guna menemukan pelaku kasus Subang juga diungkapkan oleh seorang kriminolog Universitas Padjajaran (Unpad), Yesmil Anwar.
Dilansir TribunWow.com dari TribunJabar.id, Yesmil Anwar menyebut peristiwa tragis tersebut sebagai pembunuhan berencana sehingga lebih sulit dipecahkan.
"Ya, memang ini pembunuhan berencana, karena sudah jelas mayatnya tidak dibunuh di situ, TKP-nya bukan di sana, jadi pembunuhan berencana biasanya lebih sulit dalam proses penyelidikannya," ujar Yesmil Anwar saat dihubungi, Sabtu (30/10/2021).
Dinyatakan pula oleh Yesmil Anwar, dalam mengungkap kasus pembunuhan Tuti dan Amalia terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
Termasuk diperlukannya sarana serta prasarana yang menunjang, seperti digital forensik.
Di sisi lain, aparat penegak hukum yang profesional juga dibutuhkan.
"Menurut saya, kita agak tertinggal dalam digital forensiknya. Polisi sulit untuk bergerak lebih banyak seperti mengumpulkan saksi, bukti dan sebagainya, karena untuk penegakan hukum selain sudah ada peraturan perundang-undangannya, penegak hukumnya harus profesional dan harus ada fasilitas, sarana prasarana untuk itu," katanya.
Yesmil Anwar juga menilai bahwa selain adanya ketertinggalan dalam digital forensik, kepolisian juga kesulitan mengumpulkan keterangan saksi di sekitar lokasi kejadian.
Tetapi, pihaknya menyebut dalam perkara kasus Subang, pihak berwenang tidak perlu mengejar pengakuan.
Hal itu karena pengakuan yang diberikan tidak akan membuahkan kebenaran materiil.
"Saya pikir ini tantangan bagi pihak kepolisian, karena diawalnya sudah terlalu menekankan pada pengakuan orang yang disangka, karena memang kalau kejahatannya itu pangkalnya tiga, kekuasaan, uang dan hubungan sosial, mungkin dalam hal ini harus ditelusuri semuanya. Jadi kalau mau diulang lagi (penyelidikannya), tidak jadi masalah," ucapnya.
Saat ini, diketahui penanganan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang sudah melibatkan penyidik Polres Subang, Polda Jabar, Polda Metro Jaya hingga Bareskrim Mabes Polri.
Langkah tersebut didukung sepenuhnya oleh Yesmil Anwar.
Namun, sekali lagi kriminolog Unpad itu menekankan perlunya dukungan sarana dan prasarana, terutama digital forensik, yang menunjang upaya pengungkapan pelaku.
"Ya, itu bagus sekali. Itu menunjukkan polisi antusias mengungkap ini, tapi kan apa yang dimaksud bantuan itu, apakah orang atau sarana prasarana, karena itu dibutuhkan juga, yang jelas agak sulit kalau melakukan penyelidikan dan penyidikan tanpa bantuan digital forensik," katanya. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Pembunuhan di Subang lain
Sebagian artikel ini telah diolah dari TribunnewsBogor.com dengan judul Soroti Pengakuan Danu Lihat 2 Orang saat Pembunuhan Tuti, Kades Ragu : Entah Bohong atau Mengada-ada dan TribunJabar.id dengan judul KASUS SUBANG, Kriminolog Ungkap Masalah yang Dihadapi Polisi, Sarankan Lakukan Hal Ini