Terkini Internasional
Alami Krisis Serius, Facebook Putuskan Ganti Nama Perusahaan Induk Jadi Meta, Sempat Tuai Kritik
Facebook mengubah nama perusahaan induknya menjadi meta, di tengah krisis serius seusai mantan karyawannya membocorkan informasi rahasia pada parlemen
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM – Facebook secara resmi mengumumkan perubahan nama perusahaan induknya menjadi Meta pada Kamis (28/10/2021).
Keputusan tersebut diambil di tengah krisis paling serius yang dialami Facebook, seusai mantan karyawannya, Frances Haugen, membocorkan informasi rahasia dan menyebut platformnya berbahaya.
Di sisi lain, melalui perubahan nama tersebut, perusahaan semakin mengembangkan visi membangun realitas virtualnya untuk masa depan.

Baca juga: Kaitkan Vaksin Covid-19 dengan AIDS, Video Presiden Jair Bolsonaro Dihapus Facebook hingga YouTube
Baca juga: Bocorkan Dokumen, Mantan Karyawan Sebut Facebook Berbahaya bagi Anak dan Picu Perpecahan
Dilansir dari AFP, Meta memiliki ambisi untuk merealisasikan apa yang mereka sebut "metaverse", sebuah program yang akan mengaburkan batas antara dunia fisik dan dunia digital.
Metaverse menjadi ruang virtual di mana orang dapat berinteraksi secara digital sambil tetap terikat ke dunia fisik.
Meskipun perubahan nama ditetapkan untuk perusahaan induk, tetapi platform media sosialnya, seperti Facebook, Instagram dan WhatsApp tidak akan terpengaruh, dengan tetap mempertahankan nama mereka.
Dalam visi Meta, orang-orang akan berkumpul dan berkomunikasi dengan memasuki lingkungan virtual, baik saat mereka berbicara dengan rekan kerja di ruang rapat atau berkumpul dengan teman di berbagai penjuru dunia.
"Kami telah belajar banyak dari perjuangan dengan masalah sosial dan hidup di bawah platform tertutup, dan sekarang saatnya untuk mengambil semua yang telah kami pelajari dan membantu membangun bab berikutnya," kata CEO Mark Zuckerberg.
"Saya bangga mengumumkan bahwa mulai hari ini, perusahaan kami sekarang adalah Meta. Misi kami tetap sama, masih tentang menyatukan orang, aplikasi kami dan merek mereka, mereka tidak berubah," tambahnya.
Banyak kritik bermunculan, menyebut keputusan perubahan nama perusahaan tersebut hanya sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari disfungsi platform.
Kelompok aktivis yang menyebut dirinya The Real Facebook Oversight Board mengatakan platform media sosial tersebut merusak demokrasi dan menyebarkan informasi yang salah serta kebencian.
"Perubahan nama mereka yang tidak berarti seharusnya tidak mengalihkan perhatian dari penyelidikan, regulasi, dan pengawasan independen yang nyata yang diperlukan untuk meminta pertanggungjawaban Facebook," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Facebook telah berada di bawah pengawasan ketat selama beberapa minggu terakhir dan menjadi krisis terbesar perusahaan, sejak Frances Haugen, mantan karyawan Facebook, mengatakan kepada anggota parlemen Amerika Serikat (AS) bahwa media sosial itu sudah memicu perpecahan dan merugikan anak-anak pada Selasa (5/10/2021).
Baca juga: Diblokir di Facebook hingga Twitter, Donald Trump Luncurkan Media Sosial Baru ‘TRUTH Social’
Baca juga: WhatsApp, Instagram, dan Facebook Down Jadi Trending Topic di Twitter, Begini Kicauan Kesal Warganet
Haugen membocorkan beberapa penelitian internal kepada pihak berwenang dan The Wall Street Journal terkait Facebook, hingga memicu desakan untuk membuat regulasi baru.
Anggota parlemen AS selama bertahun-tahun telah mengancam untuk mengatur platform media sosial.