Terkini Daerah
Bukti Baru Kasus Tewasnya Mahasiswa UNS saat Diklat Menwa, Polisi Sebut Barang Elektronik, Apa?
Polisi menemukan barang bukti baru terkait kasus tewasnya mahasiswa UNS berinisial GE (20).
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Polisi menemukan barang bukti baru terkait kasus tewasnya mahasiswa UNS berinisial Gilang Endi (20).
Dilansir TribunWow.com, Gilang Endi tewas saat menjalani diklat Menwa UNS.
Untuk menelusuri kasus tersebut, polisi sudah memeriksa sejumlah saksi tambahan.
Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan pihaknya telah memeriksa tiga saksi tambahan.
"Dan sore ini kita periksa 5 saksi dari panitia dan peserta yang ikut acara diklat," ujar Ade, dikutip dari TribunSolo.com, Kamis (28/10/2021).
Hingga kini, total sudah 23 saksi yang diperiksa polisi.
Dari pemeriksaan tersebut, polisi mendapat sejumlah barang bukti baru.
"Ada beberapa barang bukti yang muncul dari pemeriksaan saksi, penyidik sudah melakukan penyitaan," jelas Ade.
"Barang buktinya berupa barang elektronik."
Barang bukti tersebut kemudian dikirim ke Mapolda Jateng untuk dianalisa.
"Kami sudah melakukan koordinasi dengan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban)," katanya.
"Penyidik akan bersurat kepada LPSK untuk memberikan pendampingan saksi, agar kasus ini segera terungkap."
Baca juga: Polisi Temukan Bukti Baru terkait Tewasnya Mahasiswa UNS dalam Diklat Menwa, Siapa Tersangkanya?
Baca juga: Cerita Pilu Gilang Endi Mahasiswa UNS yang Tewas saat Diklat, Terungkap Alasan Korban Masuk Menwa
Kasus meninggalnya Gilang Endi (21) mahasiswa D4 Prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, menjadi sorotan serius.
Gilang Endi meninggal dunia setelah mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Resimen Mahasiswa (Menwa) di UNS.
Diduga korban menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi Surakarta dengan tubuh penuh luka lebam.

Baca juga: 21 Panitia Termasuk Senior dan Pembina Diperiksa atas Kasus Tewasnya Mahasiswa saat Diklat Menwa UNS
Hingga saat ini, polisi menyelidiki penyebab kematian korban.
Sejumlah saksi telah diperiksa termasuk panitia diklat dan keluarga.
Kini, terungkap pula cerita di balik alasan mahasiswa semester tiga tersebut mengikuti organisasi Menwa.
Sepupu korban yang bernama Novarina Ekapuri menceritakan pengalaman korban saat mengikuti Menwa.
Menurut Nova, korban telah mengikuti organisasi Menwa sejak awal kuliah, semester satu lalu.
"Mas Gilang masuk Menwa itu setahu kami dari pihak keluarga sudah dari semester satu."
"Jadi sudah dari awal masuk kuliah di Prodi K3 UNS, Mas Gilang mengikuti salah satunya Menwa dan BEM Sekolah Vokasi," kata Nova dikutip TribunWow.com dari Youtube tvOne, Rabu (27/10/2021) malam.
Nova melanjutkan, korban pernah bercerita terkait alasannya mengikuti organisasi Menwa.
Berdasarkan pengakuan korban, ia memutuskan masuk Menwa karena ingin melatih fisik dan mentalnya.
Sebab, korban sebelum berkuliah di UNS sempat mendaftar di Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun, tetapi tidak lolos.
Baca juga: Reaksi Gibran Soroti Latihan Fisik soal Mahasiswa UNS Meninggal seusai Ikut Diklat Menwa
"Pernah ngobrol, dulu kita sempat tanya kenapa pengin masuk Menwa, katanya pengin melatih fisik dan mentalnya karena sebenarnya dulu itu Mas Gilang pengen sekali masuk sekolah di ikatan dinas API Madiun."
"Sempat beberapa kali mengikuti tes tapi dinyatakan gagal, kemudian mengikuti SBMPTN dan akhirnya diterima di D4 Prodi K3 UNS."
"Jadi mungkin dia masih ingin melanjutkan cita-citanya di ikatan dinas makanya dia mengikuti organisasi Menwa itu," ungkap Nova.
Pernah Dapat Kekerasan?
Nova melanjutkan, korban belum pernah bercerita mengenai pengalaman kekerasan selama mengikuti organisasi Menwa.
Menurutnya, keluarga mungkin tidak akan mengizinkan Gilang masuk Menwa bila tahu ada dugaan kekerasan dalam organisasi militer kampus tersebut.
"Dari semester satu sampai semester tiga, kalau untuk masalah seperti itu (dugaan kekerasan, red) engga pernah cerita."
"Kalau pernah ada seperti itu dan Mas gilang cerita ke keluarga, otomatis pihak keluarga akan melarang ikut organisasi Menwa."
"Tapi sejauh ini tidak ada cerita seperti itu dari almarhum," ungkap Nova.
Baca juga: Kondisi Wajah Penuh Luka, Mahasiswa UNS Tewas karena Kepala Dipukul Berkali-kali
Diketahui, korban merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Gilang juga merupakan anak laki-laki satu-satunya dalam keluarganya.
Keluarga sangat terpukul dan menyayangkan adanya dugaan yang menewaskan Gilang saat Diklatsar Menwa.
Padahal, Nova bercerita orangtua korban punya harapan besar untuk bisa melihat anak sulungnya itu sukses dengan cita-citanya bekerja di bidang pertambangan.
"Ketika mas Gilang masuk ke Prodi K3 UNS itu salah satu cita-cita mas Gilang yang sudah diamini oleh kedua orang tua dan keluarga besar."
"Rencananya ingin bekerja di bidang pertambangan, orang tua harapannya Mas Gilang menjadi anak yang sukses," ungkap Nova. (TribunWow.com)
Sebagian atikel ini telah diolah dari TribunSolo.com dengan judul Keluarga Setuju Autopsi, Ada Luka Lebam di Wajah Mahasiswa UNS Solo yang Meninggal saat Diklat , Kronologi Mahasiswa UNS Tewas Diklat Menwa : Banyak Luka, Tapi Keluarga Diberi Tahu karena Kesurupan