Breaking News:

Terkini Daerah

Ibu dan 3 Anak Korban Kekerasan Seksual di Luwu Timur Dievakuasi ke Tempat Aman, Ini Kata Pengacara

Ibu dan tiga anak korban kekerasan seksual di Luwu Timur kini dievakuasi ke tempat yang aman.

Tribun Jogja/ Suluh Pamungkas
Ilustrasi - Ibu dan tiga anak korban kekerasan seksual di Luwu Timur kini dievakuasi ke tempat yang aman. 

TRIBUNWOW.COM - Ibu dan tiga anak korban kekerasan seksual di Luwu Timur kini dievakuasi ke tempat yang aman.

Hal itu diungkap kuasa hukum korban, Rezky Pratiwi.

Menurut Rezky, kliennya perlu dievakuasi karena terus didatangi sejumlah pihak terkait dugaan kasus kekerasan seksual yang dilakukan ayah ketiga korban.

Selain itu, Rezky juga mengatakan ibu dan ketiga korban kini tengah menyesuaikan diri karena pemberitaan yang begitu ramai.

Dalam acara Mata Najwa, Rabu (13/10/2021), Rezky merahasiakan lokasi ibu dan ketiga korban saat ini.

"Saat ini sedang berada di tempat yang aman," ungkap Rezky.

"Para korban dan ibunya saat ini harus menyesuaikan dengan pemberitaan yang ramai dan kedatangan beberapa pihak."

Baca juga: Di Mata Najwa, Kuasa Hukum Sebut 3 Anak Korban Kekerasan Seksual di Luwu Timur Akui Perbuatan Ayah

Baca juga: Sama-sama ASN, Begini Nasib Terlapor dan Pelapor Kasus Rudapaksa Anak di Luwu Timur, Ibu Korban Cuti

Kendati demikian, kata Rezky, ibu dan para korban mengaku sangat berterimakasih karena banyak mendapat dukungan atas kasus ini.

Ia berharap para korban mendapat keadilan.

"Tapi di satu sisi juga mereka menyampaikan haru karena simpai publik dan dukungan dari orang-orang agar kasus ini dibuka dan para anak mendapat keadilan," katanya.

Lebih lanjut, Rezky menyebut ada kejanggalan dalam pengungkapan kasus ini.

Ia pun menyinggung soal pihak kepolisian Luwu Timur yang sempat menutup kasus ini pada 2019 lalu.

"Menurut kami dalam mengungkap kasus kekerasan seksual sangat penting penyidik memiliki kapasitas," katanya.

"Kapasitas itu termasuk perpektif korban sehingga ketika kasus ini dilakukan penyelidikan tapi tidak ada kapasitas maka sulit sekali bisa diungkap dan korban mendapatkan keadilan."

Selain itu, Rezky juga membahas soal kejanggalan lain dalam kasus ini.

Ia menyayangkan pihak kepolisian memeriksa ketiga korban yang masih di bawah umur tanpa pendampingan.

"Pemeriksaan anak yang tidak didampingi orangtua atau pendamping sosial lain," ujar Rezky.

"Dalam pemeriksaan hanya ada polisi dan anak, ini menurut kami sangat fatal."

"Akibatnya dalam berita acara fakta kejadian tidak terungkap utuh, lengkap dan hanya dilakukan satu kali tanpa bantuan dari ahli atau pihak yang memudahkan anak menceritakan fakta tersebut."

"Ibu korban hanya diminta tanda tangan setelah proses itu selesai," tukasnya.

Baca juga: Fakta Kasus Dugaan Rudapaksa 3 Anak di Luwu Timur, Sempat Disebut Hoaks hingga Hasil Visum Beda

Baca juga: Fakta Kasus Pencabulan 3 Anak di Luwu Timur, Polisi Ungkap Perbedaan Hasil Tes Psikis Terduga Korban

Simak videonya berikut ini mulai menit ke-3.60:

Perkembangan Terkini

Kasus dugaan ayah kandung rudapaksa tiga anak kandung di Luwu Timur memasuki babak baru.

Tim asistensi Mabes Polri mengaku telah melakukan wawancara dengan petugas Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) terkait dugaan kasus tersebut.

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono menyebut pihak P2TP2A yang dimintai keteranan juga turut melakukan asesmen dan konseling pada ketiga anak tersebut.

"Tim melakukan interview dengan petugas P2TP2A Pemda Luwu Timur yaitu saudari Yuleha dan Saudari Hirawati yang telah melakukan asesmen dan konseling pada saudari RS dan ketiga anaknya," ungkap Rusdi, dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (13/10/2021).

Selain Rusdi, kedua petugas PSTP2A itu juga ikut mendampingi tiga bocah yang diduga menjadi korban pencabulan pada 2019 lalu.

Berdasarkan keterangan keduanya, tak ada tanda-tanda trauma yang dialami ketiga anak itu.

"Dimana kegiatan asesmen tersebut dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2019, 9 Oktober 2019, dan 15 Oktober 2019," katanya.

"Dengan hasil kesimpulan, tidak ada tanda-tanda trauma pada ketiga korban terhadap ayahnya."

Baca juga: 2 Bocah di OKI Dirudapaksa Pamannya, Pelaku Buru-buru Visum seusai Dihajar Warga

Baca juga: Ada Perbedaan Hasil Visum terhadap 3 Anak Korban Rudapaksa di Luwu Timur, Ini Sikap Polisi

Mendadak Batalkan Pemeriksaan Dokter

Sementara itu, RS, ibu tiga anak yang diduga dicabuli ayah kandung di Luwu Timur, mendadak membatalkan pemeriksaan dokter spesialis kandungan.

Pemeriksaan dokter spesialis ini berdasarkan rujukan dari dokter spesialis anak di RS Sorowako.

Sebab, dokter spesialis anak tersebut menduga ketiga anak mengalami peradangan di bagian alat vitalnya.

"Tim supervisi minta korban untuk melakukan pemeriksaan di dokter spesialis kandungan, di mana pemeriksaan tersebut didampingi oleh ibu korban dan juga pengacara dari LBH Makassar," ungkap Rusdi.

"Disepakati oleh ibu korban bahwa pemeriksaan tersebut akan dilakukan di RS Vale Sorowako. Sekali lagi, RS ini merupakan pilihan dari ibu korban."

Saat hendak diperiksa dokter, RS mendadak menolak.

Disebut Rudi, RS takut ketiga anaknya trauma.

"Tetapi pada tanggal 12 Oktober 2021, sekarang ini, kesepakatan tersebut dibatalkan oleh Ibu korban dan juga pengacaranya dengan alasan anak takut trauma," ucapnya. (TribunWow.com)

Baca artikel lainnya

Tags:
Luwu TimurKekerasan SeksualPelecehan SeksualMakassarSulawesi SelatanMata Najwarudapaksa
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved