Breaking News:

Virus Corona

Disambut Baik di Banyak Negara, WHO Buka Suara terkait Obat Oral Pertama Covid-19 Molnupiravir

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini buka suara terkait obat oral Molnupiravir untuk Covid-19 yang telah direspons banyak negara. 

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
Kompas TV
Ilustrasi obat Molnupiravir. WHO buka suara terkait obat oral pertama untuk terapi Covid-19. 

Nantinya, Molnupiravir akan diminum dua kali sehari selama lima hari berturut-turut sejak pasien dinyatakan terinfeksi Covid-19.

Molnupiravir dimaksudkan untuk mengobati orang dengan kasus Covid-19 ringan atau sedang di rumah atau sebelum mereka membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Dalam uji coba Fase III Merck, semua peserta mulai meminum pil dalam lima hari pertama gejala.

Sementara obat ini juga sedang dipelajari pada pasien yang dirawat di rumah sakit, para ilmuwan berpikir bahwa semakin dini orang diobati dengan pil, semakin baik.

Ada juga yang menyatakan bahwa obat ini tidak efektif terhadap pasien yang sudah sakit parah atau mengalami gejala berat. 

“Tujuan dari antivirus oral adalah Anda dapat mempersingkat perjalanan penyakit dengan merawat orang lebih awal, mencegah mereka dari keharusan pergi ke rumah sakit, dan berpotensi meredakan penyakit sejak dini bagi jutaan orang,” kata Balagopal.

Individu dengan gejala Covid kemungkinan akan membutuhkan hasil tes positif untuk mendapatkan resep dari dokter mereka.

Dalam hasil yang dirilis Merck, obat ini juga disebut relatif aman dari efek samping.

Beberapa efek samping terjadi pada kedua kelompok dalam uji coba Fase III, tetapi lebih sering terjadi pada mereka yang menerima plasebo, yang berarti kemungkinan besar akibat Covid-19 dan bukan obat.

Peneliti akan terus mempelajari obat pada partisipan.

Dalam hasil uji coba tahap awal molnupiravir yang diterbitkan awal tahun ini, obat tersebut terbukti aman dan dapat ditoleransi dengan baik.

Molnupiravir masih dipelajari dalam uji klinis dan belum mendapat persetujuan regulator.

Merck,  mengharapkan untuk menghasilkan 10 juta program pengobatan pada akhir tahun 2021, dengan lebih banyak dosis datang pada tahun 2022.

Pemerintah Amerika Serikat sendiri telah memesan 1,7 juta program obat.

Sejumlah pil antivirus lain untuk Covid-19 juga sedang dipelajari dalam uji klinis, termasuk yang dari Atea Pharmaceuticals dan Roche, serta Pfizer. (TribunWow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya

Tags:
WHOKesehatanCovid-19Virus Corona
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved