Virus Corona
Bisa Terjadi saat Isolasi Mandiri, Studi Ungkap Penyebab Gejala Ruam di Kaki pada Pasien Covid-19
Banyak ahli yang menduga hal itu diakibatkan oleh peradangan atau bekuan darah kecil yang terjadi di kaki.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Kondisi ruam di kaki atau dikenal sebagai Covid toe pada pasien Covid-19 sempat menjadi misteri dalam dunia medis.
Banyak ahli yang menduga hal itu diakibatkan oleh peradangan atau bekuan darah kecil yang terjadi di kaki.
Dilansir dari Live Science, kini penelitian telah mengungkap hal yang mendasari dari terjadinya kondisi tersebut pada pasien Covid-19.
Baca juga: Termasuk Lambat Berpikir dan Jadi Pelupa, Benarkah Pasien Covid-19 Ringan Bisa Alami Gangguan Otak?
Baca juga: Dinyatakan Aman dan Bermanfaat, Anak Usia 5-11 Tahun akan Segera Bisa Mendapat Vaksin Covid-19
Penelitian tersebut telah diterbitkan pada Selasa (5/10/2021) di British Journal of Dermatology, mengisyaratkan mengapa kondisi ruam ungu kemerahan muncul di jari kaki dan terkadang di jari tangan.
Studi ini menganalisa 50 pasien yang dirujuk ke departemen dermatologi Rumah Sakit Saint-Louis di Paris, Prancis.
Para partisipan diketahui mengalami gejala lesi seperti chilblain untuk pertama kalinya semua pasien dirawat selama April 2020.
Para peneliti menemukan bahwa sebagian besar peserta studi mereka membawa autoantibodi tingkat tinggi.
Sebagai informasi autoantibodi adalah protein yang dihasilkan oleh sistem kekebalan yang secara tidak sengaja menyerang jaringan tubuh sendiri.
Mereka juga menemukan bukti bahwa, dibandingkan dengan individu sehat, para peserta menunjukkan aktivitas protein yang merajalela yang disebut interferon tipe 1.
Hal itu dipercaya mengaktifkan gen pelawan patogen dalam sel kekebalan.
Baca juga: Studi: Oximeter Bantu Selamatkan 50 Persen Pasien Covid-19 Berisiko Tinggi yang Isolasi Mandiri
Sementara interferon ini membantu melawan virus, sel manusia pada akhirnya dapat menderita kerusakan tambahan dalam prosesnya.
Para peserta penelitian juga menunjukkan tanda-tanda bahwa lapisan pembuluh darah mereka telah rusak, yang mungkin juga berkontribusi pada munculnya ruam ungu di jari kaki mereka, catat para penulis.
Temuan ini sejalan dengan penelitian yang sangat kecil yang diterbitkan pada tahun 2020 di jurnal Dermatopathology, yang laporannya dimuat di dalam The New York Times.
Penelitian ini hanya melibatkan tiga pasien, tetapi mengisyaratkan bahwa ketiganya mengalami ruam pada jari kaki karena respons imun yang kuat yang digerakkan oleh interferon.
Respons kekebalan yang berapi-api ini mungkin membantu menangkal virus corona, tetapi juga mungkin menyebabkan ruam yang tersisa, para penulis menyarankan dalam laporan mereka.
