Terkini Internasional
Sosok Angela Merkel, Kanselir Jerman yang akan Tinggalkan Posisinya setelah 16 Tahun Menjabat
Angela Merkel, disebut salah satu wanita terkuat karena jabatannya sebagai kanselir wanita pertama Jerman selama 16 tahun, bersiap tinggalkan posisi.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Atri Wahyu Mukti
Merkel menolak menutup perbatasan Jerman ketika para pengungsi dan migran membanjiri Eropa.

Lebih dari 1 juta pengungsi tiba di Jerman dan banyak di antara mereka melarikan diri dari perang di Suriah.
Hal itu memicu reaksi keras dari banyak orang di partainya sendiri, CDU, yang kehilangan banyak suara pada pemilu 2016.
Meskipun begitu, Merkel tetap bisa mempertahankan posisinya sebagai kanselir dalam pemilihan yang dilakukan setiap empat tahun di Jerman.
Kebijakan Merkel membuka gerbang seluas-luasnya bagi pengungsi, mendorong dukungan untuk sayap kanan yang antipengungsi yaitu AfD.
Terkait kebijakannya itu, Merkel mengakui tidak menyesal.
“Jika kita harus mulai memaafkan diri sendiri karena menunjukkan wajah ramah di saat krisis, maka ini bukan negara saya,” katanya.
“Dia percaya bahwa orang-orang ini (pengungsi) harus diperlakukan dengan baik, bahwa mereka tidak boleh terjebak di belakang perbatasan,” kata Nico Friedl, seorang koresponden parlemen untuk surat kabar Süddeutsche Zeitung, dikutip dari VOA pada pada Sabtu (25/9/2021).
Tetapi Merkel juga sempat menyatakan pembukaan perbatasan yang memungkinkan ratusan ribu orang masuk adalah kesalahan yang tak boleh terulang.
“(Kebijakan) itu lebih banyak memecah belah Eropa daripada menyatukannya. Pertanyaan tentang bagaimana blok itu harus menangani migrasi masih belum terpecahkan hari ini,” tambah Nico Friedl.
Tekanan radikalisme menguat di Eropa setelah krisis pengungsi kembali terjadi di perbatasan Turki-Yunani pada tahun ini.
Baca juga: Trump kepada Merkel: Kita Berdua Disadap Barack Obama
Merkel sangat berhati-hati dalam menangani krisis itu dengan kepopuleran partai AfD yang terus meningkat.
Dia percaya negara-negara Uni Eropa harus bekerja sama dalam mengahadapi krisis pengungsi itu.
Angela Merkel juga dikenal sebagai ‘kanselir iklim’, dikutip dari AFP.
Dia mendorong energi terbarukan dan menghadapi gerakan aktivis muda yang berargumen bahwa Merkel gagal mengatasi krisis iklim karena Jerman tidak memenuhi komitmennya mengurangi emisi.