Virus Corona
Covid-19 Bisa Tinggalkan Bekas di Otak pada Pasien Isolasi Mandiri, Bikin Lambat Berpikir?
Penemuan tentang efek Covid-19 pada otak telah menarik para peneliti untuk meninjau lebih jauh tentang efek tersebut.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Kemudian, para peneliti juga menyelidiki perubahan fungsi kognitif dan menemukan bahwa pasien Covid-19 lebih lambat dalam memproses informasi, dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Meskipun kita harus berhati-hati dalam menafsirkan temuan ini.
Terlebih hasil ini masih menunggu tinjauan sejawat formal.
Tetapi, sampel besar, data sebelum dan sesudah sakit pada orang yang sama dan pencocokan yang cermat dengan orang yang tidak memiliki Covid-19 telah membuat pekerjaan awal ini sangat berharga.
Apa arti perubahan volume otak ini?
Sejak awal, gejala neurologis yang terkait dengan Covid-19 paling umum yang diketahui adalah hilangnya indera penciuman atau indera perasa.
Namun, kini lebih banyak gejala diungkap terutama pada para penyintas Covid-19.
Para peneliti di Inggris itu menjelaskan daerah otak yang terkena dampak Covid-19 semuanya terkait dengan olfactory bulb, sebuah struktur di dekat bagian depan otak yang meneruskan sinyal tentang bau dari hidung ke daerah otak lainnya.
Bulbus olfaktorius memiliki koneksi ke daerah lobus temporal.
Penjelasan yang lebih mudah dimengerti terkait lobus temporal yaitu terkait dengan konteks penuaan dan penyakit Alzheimer.
Karena di situlah letak hipokampus yang kemungkinan memainkan peran kunci dalam penuaan, mengingat keterlibatannya dalam memori dan proses kognitif.
Indera penciuman juga penting untuk penelitian Alzheimer, karena beberapa data menunjukkan bahwa mereka yang berisiko terkena penyakit ini memiliki indra penciuman yang berkurang.
Meskipun terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang dampak jangka panjang dari perubahan terkait Covid ini.
Namun perlu diingat bahwa kebanyakan orang yang mengalami kehilangan indera penciuman kebanyakan tidak mengalami Alzheimer.
Sebaliknya, pengidap Alzheimer kebanyakan pernah mengalami kehilangan indera penciuman sebelumnya.
Karena itu penyelidiki kemungkinan hubungan antara perubahan otak terkait Covid-19 dan memori sangat menarik, terutama mengingat daerah yang terlibat dan pentingnya mereka dalam memori dan penyakit Alzheimer. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya