Terkini Daerah
Panggil Pimpinannya Baginda Sultan, Pengikut Angling Dharma Tak Mau Disebut Kerajaan: Tidak Benar
Pengikut Kerajaan Angling Dharma tegaskan bahwa pemimpinnya bukanlah seorang raja.
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Kemunculan klaim Kerajaan Angling Dharma di Pandeglang, Banten, belum lama ini menghebohkan publik.
Kerajaan tersebut dipimpin oleh bernama pria lansia bernama Iskandar Jamaludin Firdaus (82), yang oleh pengikutnya dipanggil oleh Baginda Sultan.
Iskandar Jamaludin Firdaus disebut mendirikan Angling Dharma dan memiliki banyak pengikut lantaran rajin melakukan aksi sosial.

Baca juga: Istri Pimpinan Kerajaan Angling Dharma Pecinta Jokowi, Ciptakan Lagu untuk Presiden, Begini Liriknya
Pengikutnya mengelu-elukan Sang Baginda karena merawa sosok Iskandar Jamaludin Firdaus adalah sosok Satria Piningit atau juru selamat yang telah mengangkat derajat hidup mereka dengan memberikan bantuan.
Terkait hal tersebut, seorang pengikut meluruskan isu yang beredar di kalangan warga terkait kelompoknya.
Santer beredar, Kerajaan Angling Dharma tak jauh berbeda dengan fenomena Sunda Empire dan Agung Sejagat.
Namun, juru bicara Angling Dharma Pandeglang, Aki Jamal mengatakan kalau pemimpinnya yang bernama 'Baginda Sultan' Iskandar Jamaludin Firdaus bukanlah seorang raja.
Hal itu sekaligus menepis bahwa kelompoknya bukanlah sebuah kerajaan.
"Jadi saya sampaikan tidak benar itu ada kerajaan dan baginda pun tidak mengakui dirinya sebagai seorang raja," kata Jamal dikutip TribunWow.com dari TribunBanten, Kamis (23/9/2021).
Baca juga: Tak Ngemis Sumbangan, Kerajaan Angling Dharma Bertujuan Bantu Warga Miskin: Baginda Ini Luar Biasa
Baca juga: Penampakan Rumah Pengikut Kerajaan Angling Dharma Pandeglang, Punya Ciri Seragam, Pengikut Bangga
Jamal mengatakan, sebutan raja itu sendiri dilemparkan oleh para pengikutnya kepada 'Baginda' karena kedermawannya membantu masyarakat yang tak dikenalnya.
Oleh karena itu, ia meminta agar isu tersebut tidak di perpanjang.
Terlebih, apa yang dilakukan oleh pimpinannya bukan merupakan hal yang keliru.
Disebutkan, Iskandar Jamaludin Firdaus telah membangunkan rumah untuk 30 orang kurang mampu yang kini menjadi pengikutnya.
Aki Jamal lantas menerangkan, dana pendapatan untuk membangun tersebut berasal dari sumbangan swadaya dan orang-orang yang berkunjung kepada Iskandar.
Apalagi, menurutnya baginda merupakan guru ngaji, kiai dan memiliki santri yang ditanggung oleh dirinya selama ini.
"Jadi pendanaan untuk membangun rumah itu dari adanya swadaya dan pemberian dari orang-orang yang datang ke rumah baginda," jelasnya.
Baca juga: Tanggapan Bupati Pandeglang tentang Munculnya Kerajaan Angling Dharma, Samakan dengan Sunda Empire
Tujuan Kerajaan Angling Dharma
Aki Jamal, seorang pengikut Kerajaan Angling Dharma menyebut Firdaus memiliki sifat yang dermawan dan hanya berfokus pada kegiatan sosial.
“Beliau memang semua kegiatannya di bidang sosial. Memang baginda ini orangnya sangat luar biasa dan saya salah satunya santri baginda,” ujar Aki Jamal, Selasa (21/9/2021), dikutip dari Tribunnews.com.
“Baginda semua kegiatannya di bidang sosial, terutama tujuannya untuk menyejahterakan masyarakat miskin. Intinya, memanusiakan manusia,” kata Aki Jamal.
Aki Jamal lalu bercerita bahwa Kerajaan Angling Dharma memiliki prinsip hanya mendarma dan berbakti. Mendarma pada yang maha kuasa, yang pencipta. Dan berbakti kepada yang diciptakan.
Aki menyampaikan, Baginda Sultan Iskandar telah membantu warga miskin dengan cara memperbaiki rumah 30 warga kurang mampu.
Terkait segala kegiatan yang dilakukan oleh kerajaan, Aki menegaskan pimpinannya tidak pernah meminta-minta sumbangan kepada orang lain.
Ia menjelaskan, pendapatan kerajaan diperoleh dari para pengikut kerajaan yang sukarela menyumbangkan harta mereka.
“Karena baginda itu santri, muridnya banyak di mana-mana, santri-santrinya ini peduli. Santri ini membeli keramik, santri lainnya memberi juga. Semuanya diaturnya ke Baginda,” tutur Aki.
Diperintah Tuhan
Aki menyebut, Iskandar Jamaludin Firdaus memiliki hubungan daerah dengan seorang raja yang dulu ada di daerah Banten.
“Baginda gelarnya itu langsung. Mungkin sosok seorang raja yang adil bijaksana yang muncul di permukaan bumi ini. Pada intinya baginda punya hati seorang raja yang adil dulu ada dalam sejarah, Raja Angling Dharma yang adil dan bijaksana se-nusantara, mungkin jatuhnya ke beliau,” kata Aki.
“Lebih jelasnya, salah satunya baginda ada juga keturunan dari sultan di Banten,” imbuhnya.
Seorang pengikut Iskandar bercerita, gelar pimpinan mereka dimulai pada tahun 2004 silam.
Kala itu Baginda Raja Iskandar tengah bertapa di sebuah gunung untuk mempelajari sebuah ilmu.
Setelah bertapa, Iskandar mendapatkan kekuatan mistis untuk menjadi raja yang ia klaim memang ditakdirkan oleh sang pencipta.
"Baginda diangkat menjadi raja pada tahun 2004, itu asal-usul urusannya juga dengan gaib. Pengangkatan ini bukan keinginan baginda bukan juga keinginan masyarakat, tapi memang sudah perintah dari sana-nya, dari Sang Pencipta," terang Ki Jamil selaku pengikut Iskandar, Rabu (22/9/2021).
Reaksi MUI
Menanggapi fenomena ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI), tidak terlalu ambil pusing memikirkan persoalan ini.
"Iya kalau saya simple saja, asal tidak merugikan warga dan masyarakat yang berada di sana tidak masalah. Itu aja sih saya, tidak terlalu ambil pusing," kata Ketua MUI Pandeglang, TB. Hamdi Maani saat dihubungi, Rabu (22/9/2021).
Hamdi mengiyakan dirinya sudah mengetahui bahwa Iskandar sudah sejak lama aktif membantu warga kurang mampu.
Kendati demikian, Hamdi tetap mengingatkan agar masyarakat mengawasi supaya Kerajaan Angling Dharma tidak melawan aturan agama Islam. (TribunWow.com/Rilo/Anung)
Artikel ini diolah dari TribunBanten.com dengan judul Pengikut Enggan Angling Dharma Pandeglang Disebut Kerajaan: Baginda Tak Mengakui Dirinya Raja, Heboh Kerajaan Angling Dharma Pandeglang, MUI Tak Mau Ambil Pusing: Yang Penting Tak Merugikan, Sosok Baginda Sultan Kerajaan Angling Dharma Pandeglang, Diangkat Jadi 'Raja' Usai Bertapa di Gunung, dan Heboh Kerajaan Angling Dharma di Pandeglang, Pemimpinnya 'Sang Baginda Sultan' dan Dikenal Dermawan,