Pembunuhan di Subang
Sebulan Kasus Pembunuhan di Subang, Hubungan Keluarga Korban Renggang karena Saling Tuding
Sebulan kasus pembunuhan Tuti (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) yang merupakan ibu dan anak yan terjadi di Subang, Jawa Barat belum juga terungkap.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
"Itu memang tidak bisa dipungkiri karena dia tinggal di rumah situ ya, artinya Pak Yosef, kemudian kedua korban tinggal di rumah situ, ya jelas sidik jari Pak Yosef ada di mana-mana, itu tidak bisa kita pungkiri," ujarnya.
"Hanya saya, yang kita sampaikan bahwa pada malam kejadian ada beberapa orang yang menyaksikan bahwa Pak Yosef ada di rumah Bu Mimin, kemudian pagi-pagi ketika baru masuk rumah, ada saksi yang melihat Pak Yosef dan kalau tidak salah pada tubuh korban sendiri tidak ada sidik jari Pak Yosef."
Kecurigaan Yoris
Terkait kecurigaan Yoris terhadap Yosef, itu juga dikonfirmasi oleh Yeti yang merupakan kakak pertama Tuti.
"Ada curiga," kata Yeti, Senin (20/9/2021).
Ikut meniru ucapan Yoris yang diketahuinya, terlihat jika Yoris seperti kebingungan antara ingin curiga dan tidak curiga kepada Yosef.
"Ah mana mungkin', ah gak tau ah, tapi sidik jarinya banyak si papah," kata Yeti menirukan ucapan Yoris.
Terlebih ada bukti-bukti yang diduga mengarah kepada Yosef, yaitu berkaitan dengan sidik jari dan bercak darah.
Namun, dengan pasti Yeti menyebut Yoris tidak mau berpikir negatif terhadap ayahnya tersebut.
"Dari jaket ada darahnya', ah macam-macam, jadi gak mau, harus diterima aja," kata Yeti membocorkan curhatan Yoris.
Namun, soal keregangan hubungan ayah dan anak itu tidak hanya disebabkan oleh kecurigaan, tetapi juga karena masalah finansial.
Lilis, yang juga kakak Tuti menjelaskan jika Yoris sempat menghindari Yosef karena kerap dimintai uang.
"Sebetulnya dia (Yoris) enggak mau ketemu karena Yosef nyari-nyari Yoris untuk minta uang," ujar Lilis.
"Sedangkan uang kan dipakai untuk tahlilan, Pak Yosef juga enggak tanggung jawab," ucapnya.
"Ada biaya tahlilan, makaya dia (Yosef) berpikir cari pengacara soalnya merasa enggak bersalah."